Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES: Sektor Saham Prospektif saat IHSG Negatif dan Manuver Investor Kakap di BBCA

Simak sejumlah artikel pilihan Bisnis Indonesia Premium untuk edisi Kamis (10/4/2025).
Oktaviano DB Hana, Jaffry Prabu Prakoso
Kamis, 10 April 2025 | 09:30
Karyawati mengabadikan layar pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati mengabadikan layar pergerakan harga saham di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah sektor saham diyakini masih memiliki prospek positif di tengah tren negatif yang mendera Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak periode libur Lebaran.

Berita tersebut menjadi salah satu artikel pilihan Bisnis Indonesia Premium. Berikut adalah rangkumannya untuk edisi Kamis (10/4/2025).

  1. Obligasi Masih Menarik di Tengah Rupiah Melemah, tapi Hati-Hati Oversupply Surat Utang

Di tengah pelemahan rupiah yang menekan pasar saham, instrumen obligasi seperti surat berharga negara (SBN) masih menjadi pilihan, termasuk investor asing.

Namun, ada risiko rebutan suplai obligasi yang besar dari pemerintah dan swasta untuk mencari dana segar.

Mata uang dolar Amerika Serikat dan rupiah/Bisnis
Mata uang dolar Amerika Serikat dan rupiah/Bisnis

  1. Upaya pengamanan Rupiah, Tinggalkan Taktik Klasik dan Ambil Langkah Taktis

Sepanjang awal tahun ini, rupiah terus keok di hadapan dolar Amerika Serikat (AS), bahkan sempat menyentuh Rp16.891 dan menjadi mata uang terlemah di kawasan Asia Tenggara.

Efek domino yang ditimbulkan dari kondisi ini pun cukup berat. Dolar AS yang terus menguat mendorong kenaikan biaya produksi akibat importasi bahan baku dan penolong yang makin mahal.

  1. Menyelisik Sektor Saham Berprospek Positif saat IHSG dalam Tren Negatif

Sejumlah sektor saham diyakini masih memiliki prospek positif di tengah tren negatif yang mendera Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam dua hari terakhir atau sejak periode libur Lebaran.

Pada perdagangan Rabu (9/4/2025), IHSG ditutup melemah 0,47% ke level 5.967. Sepanjang perdagangan kemarin, indeks komposit bergerak pada kisaran 5.949-6.092 dengan kapitalisasi pasar alias market cap tercatat mencapai Rp10.205 triliun.

Ilustrasi - Data perdagangan saham ditampilkan sejumlah layar/Bisnis
Ilustrasi - Data perdagangan saham ditampilkan sejumlah layar/Bisnis

  1. Gerak Cepat Investor Kakap saat BCA (BBCA) Menahan IHSG Tak Jatuh Lebih Dalam

Saham BCA (BBCA) menjadi salah satu penahan IHSG yang kembali turun kemarin, Rabu (9/4/2025), meski tidak sedalam hari sebelumnya. 

Secara nilai transaksi, BBCA menjadi yang terbesar kedua setelah Bank Mandiri, yaitu Rp1,51 triliun. Lalu dari frekuensinya, tertinggi ketiga setelah Mandiri dan Bank BRI, yakni 45.390 kali. BCA menjadi yang paling tinggi dalam hal kapitalisasi pasar, yaitu Rp967 triliun.

  1. Prospek Saham Medco Energi (MEDC) saat Harga Minyak Berisiko Lunglai

Prospek saham emiten migas, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), tampak masih positif kendati dihadapkan pada tantangan pelemahan harga minyak dan tantangan peningkatan biaya pada 2025.

Padahal, sederet kendala tersebut diperkirakan dapat menggerus pendapatan dan menyusutkan bottom line perseroan pada tahun ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper