Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpeluang Rebound ke Level 6.500 Usai Trump Tunda Tarif Impor

IHSG diproyeksi memantul ke kisaran 6.300—6.500 mengekor rebound tajam Wall Street setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan jeda 90 hari tarif impor.
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi memantul ke kisaran 6.300—6.500 mengekor rebound tajam Wall Street setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan jeda 90 hari atas pemberlakuan tarif timbal balik (reciprocal tariff). 

Seperti diberitakan Bisnis, Donald Trumptelah mengumumkan pada Rabu (9/4/2025) dini hari waktu Amerika Serikat, bahwa skema tarif timbal balik yang lebih tinggi dihentikan sementara selama 90 hari sebagai tanggapan atas pendekatan dari puluhan negara.

Meski begitu, bea masuk atas impor dari China akan tetap dinaikkan menjadi 125% karena "kurangnya rasa hormat" dari pemerintah Beijing.

Merespons keputusan tersebut, Wall Street ditutup melonjak. Dow Jones Industrial Average naik 7,87%, S&P 500 melesat 9,52%, dan Nasdaq Composit melejit 12,16%. 

Head of Research NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama memperkirakan IHSG akan mengekor penguatan Wall Street. 

“Kami perkirakan IHSG akan memantul ke kisaran 6.300—6.500 setelah Trump menunda pemberlakuan tarif dan berpotensi menurunkan tarif tersebut,” tulisnya dalam catatan dikutip Kamis (10/4/2025). 

Hingga perdagangan kemarin, Rabu (9/4/2025), indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 5.967,98 atau melorot 15,71% secara year-to-date (YtD). 

Ezaridho menambahkan penundaan tarif AS selama 90 hari akan menjadi sentimen positif bagi IHSG yang diperkirakan akan merangkak naik bersama dengan indeks Asia, kecuali China. 

NH Korindo juga memperkirakan rupiah dapat sedikit bernapas lega dan berpotensi menguat ke level yang relatif stabil di kisaran Rp16.400—Rp16.600 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper