Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surya Biru (SBMA) Bidik Ekspansi Gas Industri di Kalimantan

PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) bakal menyiapkan langkah ekspansi strategis untuk menjawab kenaikan permintaan gas industri di Kalimantan.
Layar menampilkan informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Layar menampilkan informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025). JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah mencatat pertumbuhan laba bersih pada 2024, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) bakal menyiapkan langkah ekspansi strategis untuk menjawab kenaikan permintaan gas industri di Kalimantan.

Sepanjang tahun lalu, SBMA membukukan laba bersih senilai Rp13,35 miliar atau melonjak 182,24% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp4,73 miliar. Adapun laba per saham dasar turut naik dari Rp5,09 menjadi Rp14,37. 

Kinerja itu ditopang oleh pendapatan yang tumbuh 16,14% year on year (YoY) menjadi Rp131,67 miliar dengan produk gas masih mendominasi sebesar Rp126,96 miliar.

Direktur Utama Surya Biru Murni, Rini Dwiyanti, mengatakan bahwa kenaikan laba bersih didukung oleh penguatan infrastruktur operasional. Perseroan diketahui telah melakukan berbagai investasi strategis, termasuk pembelian 3.500 tabung gas baru. 

“Investasi ini bertujuan memastikan pasokan gas yang stabil dan efisien, serta mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan,” ujar Rini, Kamis (10/4/2025).

Sementara itu, SBMA mampu mengontrol beban pokok pendapatan di angka Rp62,15 miliar sepanjang tahun lalu, sedikit meningkat dari Rp59,72 miliar pada 2023. Hal ini pun mendorong laba kotor naik 29,59 persen menjadi Rp69,51 miliar. 

Di tengah capaian tahun lalu, SBMA turut melihat peluang untuk memperluas pasar di tengah rencana pemerintah untuk mempercepat hilirisasi industri dan memperkuat infrastruktur energi di Kalimantan pada 2025.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebelumnya telah memproyeksikan bahwa kebutuhan gas di Kalimantan akan mencapai 999,21 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2027.

Direktur Operasional SBMA Julianto Setyoadji menilai bahwa pengembangan Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) dan proyek energi hijau di Kalimantan Utara juga akan mendorong permintaan gas di Kalimantan.

“Kepercayaan dari pelanggan lama di sektor pertambangan, migas, dan perkebunan semakin kuat. Ditambah berkembangnya aplikasi teknologi untuk produk industrial plant gas dan special gas, kami optimistis pada prospek 2025,” ucapnya. 

Di samping itu, perseroan juga berencana memfokuskan investasi pada tiga aspek utama, yaitu pengembangan pasar, diversifikasi produk, penguatan sumber daya manusia, serta mengandalkan peningkatan kapasitas utilitas pabrik.

Hingga kuartal I/2025, realisasi kinerja SBMA diklaim masih sesuai target. Perusahaan juga terus membidik kontrak jangka panjang di sektor pertambangan untuk menjamin utilisasi pabrik dan kenaikan kapasitas produksi secara berkelanjutan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper