Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat ke posisi Rp16.872,5 pada perdagangan Rabu (9/4/2025). Pada saat bersamaan, dolar AS terpantau melemah.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat sebesar 18,50 poin atau 0,11% ke level Rp16.872,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,56% menuju 102,37.
Sementara itu, mata uang di Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang menguat sebesar 0,46% bersama won Korea sebesar 0,39%. Sementara itu, yuan China dan ringgit Malaysia melemah dengan persentase masing-masing 0,12% dan 0,11%.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa pasar hari ini sempat goyah setelah Presiden AS Donald Trump kembali menaikkan tarif impor terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Tarif sebesar 32% dikenakan terhadap produk asal Indonesia, sebagai bagian dari kebijakan dagang yang lebih luas dan agresif. Adapun kebijakan tarif timbal balik dari AS tersebut akan mulai berlaku pada pukul 00:01 ET (04:01 GMT) Rabu.
Sehari sebelumnya, Trump menandatangani perintah baru yang mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap China, sehingga total beban tarif kumulatif dari AS ke negara tersebut kini mencapai 104%. Angka ini jauh melebihi ancaman awal sebesar 60% yang sempat disampaikan selama kampanye tahun lalu.
“Kenaikan 50% tersebut merupakan balasan atas pengenaan tarif balasan sebesar 34% oleh China terhadap AS minggu lalu,” ujar Ibrahim, Rabu (9/4/2025).
Sementara itu, dia menambahkan bahwa Bank Sentral China (PBOC) mulai melonggarkan kontrol terhadap yuan sebagai upaya untuk mendorong daya saing ekspor mereka. Strategi ini dinilai penting untuk menopang ekonomi Tiongkok dalam menghadapi tekanan dari perang dagang yang semakin memburuk.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi di pasar keuangan domestik guna menjaga stabilitas rupiah. Langkah ini mencakup pasar valas (DNDF), obligasi, dan repo yang diharapkan dapat menahan volatilitas rupiah.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2025 mengalami inflasi sebesar 1,65% secara bulanan (month to month/MtM).
Secara tahunan (year on year/YoY), inflasi tercatat sebesar 1,03%, sedangkan sepanjang tahun berjalan atau year to date (YtD) inflasi tercatat mencapai 0,39%.
Di tengah kondisi saat ini, Ibrahim memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak fluktuatif dan ditutup melemah di rentang Rp16.860 – Rp16.900 per dolar AS
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.