Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas anjlok pada perdagangan Senin (7/4/2025) karena investor berbondong-bondong memilih dolar AS sebagai aset safe haven setelah kebijakan tarif besar-besaran dari Amerika Serikat memicu kekhawatiran akan resesi global.
Meski demikian, analis tetap percaya diri terhadap prospek emas di tengah tekanan ekonomi yang kian berat.
Melansir Reuters, Selasa (8/4/2025), harga emas di pasar spot terpantau melemah 1,81% ke level US$2.982,49 per troy ounce, setelah sempat menyentuh titik terendah dalam empat pekan terakhir di US$2.955,89. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun 2% ke US$2.973,60.
Analis pasar senior Tradu.com Nikos Tzabouras mengatakan harga emas sedang tertekan karena pelaku pasar mengalihkan aset mereka ke bentuk tunai serta instrumen aman lainnya seperti franc Swiss dan yen Jepang.
”Kondisi ini membuka potensi koreksi harga yang lebih dalam,” ujar Tzabouras seperti dilansir Reuters.
Penguatan dolar terhadap sejumlah mata uang utama turut menambah tekanan pada emas. Dolar AS yang sempat menyentuh posisi terendah enam bulan pekan lalu kini berbalik menguat, membuat harga emas terasa lebih mahal bagi investor non-AS.
Baca Juga
“Kondisi pasar emas tengah diuji oleh tekanan likuiditas dan aksi jual spekulatif guna memenuhi margin call,” kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek.
Di sisi lain, bursa saham global melemah di tengah perdagangan yang penuh gejolak setelah Presiden Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 50% terhadap China jika Beijing tidak mencabut tarif balasannya.
Gedung Putih juga membantah laporan yang menyebutkan Trump tengah mempertimbangkan jeda 90 hari untuk kebijakan tarif terhadap negara-negara lain selain China, dengan menyebut kabar itu sebagai berita palsu.
Pasar kini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga hingga 120 basis poin pada akhir tahun, dengan probabilitas sekitar 37% pemangkasan sudah terjadi pada Mei.
Suku bunga yang lebih rendah umumnya meningkatkan daya tarik emas, mengingat logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil.
Emas, yang sering dijadikan pelindung nilai saat gejolak politik dan ekonomi melanda, mencatat rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.167,57 pada Kamis, didorong oleh meningkatnya permintaan dari bank sentral dan kekhawatiran geopolitik.