Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) membukukan laba bersih Rp5,10 triliun pada 2024, turun 16,41% secara tahunan (year-on- year/YoY) dari posisi Rp6,10 triliun pada 2023. Padahal pada 2024, PTBA mencatatkan peningkatan pendapatan.
Merujuk pada laporan keuangan, PTBA sejatinya membukukan pendapatan dari Rp38,48 triliun pada 2023, menjadi Rp42,76 triliun pada 2024 atau naik 11,11% YoY. Namun, peningkatan pendapatan itu diikuti dengan naiknya beban pokok pendapatan.
Beban pokok pendapatan PTBA tercatat sebesar Rp34,56 triliun pada 2024, naik 17,83% secara tahunan. Hal itu membuat laba kotor emiten batu bara pelat merah ini menjadi Rp8,20 triliun turun 10,43% YoY.
Secara lebih terperinci, pendapatan PTBA berasal dari penjualan kepada pihak ketiga sebesar Rp22,83 triliun, naik 15,50% YoY, sementara penjualan pihak berelasi sebesar Rp19,25 triliun, naik 5,57%.
Adapun, penjualan kepada pihak berelasi itu terdiri dari penjualan kepada Grup PLN dan MIND ID.
Pada pos beban pokok penjualan, terjadi peningkatan khususnya pada jasa angkutan batu bara yang menjadi Rp10 triliun dari posisi Rp7,95 triliun pada 2023 lalu. Selain itu, bahan bakar dan pelumas juga ikut naik menjadi Rp2,06 triliun pada 2024 dari posisi Rp1,49 triliun.
Baca Juga
Setelah laba kotor dikurangi beban umum, penjualan dan penghasilan lainnya, laba usaha PTBA menjadi Rp5,65 triliun, turun 21,52% YoY. Laba PTBA sebelum pajak juga masih turun.
Hingga akhir 2024, PTBA tercatat memiliki total aset sebesar Rp41,78 triliun tumbuh 7,79% YoY. Peningkatan aset itu terjadi lantaran liabilitas yang meningkat menjadi Rp19,14 triliun, naik 11,28% dan ekuitas yang juga naik menjadi Rp22,64 triliun atau naik 5,01%.
Pada penutupan pasar sebelum libur lebaran 2025 atau tanggal 27 Maret 2025, saham PTBA dihargai Rp2.520 per lembar, naik tipis 0,40%. Jika ditarik sejak awal tahun, dengan harga itu, saham PTBA masih turun 5,97% (year to date/YtD).
----------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.