Bisnis.com, JAKARTA — Struktur hingga kepengurusan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) semakin jelas. Kehadiran Danantara pun dinilai mampu mendorong pasar saham Indonesia yang saat ini sedang terpuruk.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup di level 6.161 atau susut 1,55% pada perdagangan kemarin, Senin (24/3/2025). IHSG masih di zona merah, melemah 12,98% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.
Aliran dana asing juga masih keluar dari pasar saham Indonesia. Tecatat, nilai jual bersih atau net sell asing mencapai Rp33,33 triliun di pasar saham Indonesia sepanjang 2025.
Seiring dengan kinerja lesu pasar saham Indonesia, terdapat peluang penguatan pasar dari semakin jelasnya struktur Danantara yang menjadi superholding BUMN.
Adapun, kemarin pemerintah resmi mengumumkan jajaran pengurus Danantara. Deretan nama muncul, seperti di Dewan Penasihat ada nama Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, hingga Thaksin Shinawatra.
Selain pengumuman kepengurusan, pemerintah juga melancarkan aksi korporasi pengalihan saham BUMN dengan skema inbreng ke PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) atau BKI dalam rangka pendirian holding operasional Danantara.
Baca Juga
Head of Research Kiwoom Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengatakan pasar mulai merespon positif seiring dengan adanya kejelasan terkait struktur hingga pengurus Danantara. Pada perdagangan kemarin, market rebound dari level terendahnya 5.969 mendekati 6.200.
Penguatan itu terjadi setelah indeks sempat melemah hingga hampir 4% yang bisa memicu BEI melakukan trading halt episode kedua.
"Bisa diartikan pasar menyikapi lumayan positif. Nama-nama [pengurus Danantara] yang masuk terkesan market friendly, cukup bisa dipercaya sebagai expert di bidangnya," kata Liza kepada Bisnis pada Senin (24/3/2025).
Menurutnya, manajer investasi di Danantara mempunyai track record mengelola portfolio dengan kinerja yang lebih baik dari imbal hasil pasar.
"Penting untuk jajaran pengawas di belakangnya, berisikan orang-orang independen yang mengerti dan melaksanakan mandat tugasnya dengan baik. Di tengah aura ketidakpercayaan publik dan asing terhadap kinerja pemerintah, hal-hal ini menjadi topik yang sensitif sehingga berpotensi menyumbangkan volatilitas pasar," ujar Liza.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai pelaku pasar masih wait and see atas struktur serta kepengurusan Danantara yang dinilai memengaruhi volatilitas.
Selain itu sentimen yang juga akan disorot adalah terkait dengan sejumlah gelaran rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) yang akan menentukan tebaran dividen.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menilai pasar saham Indonesia sedang butuh persepsi, termasuk dari nasib Danantara. Ia mengatakan Bursa berharap dengan semakin jelasnya pengelolaan Danantara, maka pasar saham kembali bergeliat.
"Berikan waktu bagi Danantara. Nama-nama [pengurus] yang muncul bisa diterima pasar," ujar Iman pada Senin (24/3/2025) di Jakarta.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.