Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Digital (MSIN) Masuk Indeks FTSE Small-Cap, Sahamnya Malah Turun

Manajemen PT MNC Digital Entertainment Tbk. (MSIN) mengumumkan saham perseroan masuk ke dalam indeks FTSE Global Equity Index Small-Cap mulai hari ini.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (6/1/2025). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (6/1/2025). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — PT MNC Digital Entertainment Tbk. (MSIN) menyampaikan saham perseroan masuk ke dalam FTSE Global Equity Index Small-Cap yang berlaku mulai hari ini, 24 Maret 2025. Akan tetapi, pergerakan saham perseroan terjun ke zona merah pagi ini.

Manajemen MSIN menjelaskan masuknya MSIN ke dalam FTSE Global Equity Index kategori Small-Cap ini menyoroti pertumbuhan dan kepemimpinan MSIN yang berkelanjutan di sektor hiburan digital. 

"Perseroan tetap berkomitmen untuk meningkatkan penawarannya dan memperluas jangkauannya, memastikan masa depan yang dinamis sebagai pemimpin industri," kata Manajemen MSIN dalam keterangan resminya, Senin (24/3/2025).

Meski masuk ke dalam indeks FTSE Small-Cap, saham MSIN tercatat diperdagangkan anjlok pagi ini. Hingga pukul 09.45 WIB, saham MSIN turun 19,73% ke level Rp590 per saham. 

Saham MSIN diperdagangkan pada rentang harga Rp590-Rp745 per saham pagi ini. Saham MSIN memiliki kapitalisasi pasar Rp35,8 triliun. Saham MSIN tercatat telah melemah 29,76% sejak awal tahun, dan melemah 0,84% selama sebulan terakhir.

Sebagai informasi, MSIN dikenal dengan produksi dan distribusi konten yang menawarkan konten-konten terbaik di semua genre dengan output produksi tahunan tertinggi. Hal tersebut didukung oleh infrastruktur studio yang paling terintegrasi dan terpadu, disebut Movieland. 

Selain itu, perseroan memiliki banyak artis di bawah manajemennya dan operasi media sosial yang terbesar, termasuk label musik dan publishing.

Sebagai grup hiburan digital terkemuka, MSIN mengoperasikan platform streaming OTT terbesar di Indonesia (AVOD - RCTI+ dan SVOD - Vision+), melayani lebih dari 100 juta pengguna aktif, 3,3 juta pelanggan berbayar, dan hampir 2,1 milyar putaran (plays). 

Dalam setahun terakhir, jumlah transaksi pada platform OTT MSIN telah melonjak hampir lima kali lipat, meningkat dari 1,1 juta menjadi 5,4 juta transaksi. Pada tahun 2024, pendapatan OTT dari iklan dan langganan telah berkontribusi sebesar 43% terhadap total pendapatan MSIN yang mencapai Rp3,5 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper