Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Melemah 0,36% ke Level 6.235 Pagi Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan pelemahan sebesar 0,36% menjadi 6.235.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/1/2025)./IBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/1/2025)./IBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali pekan ini dengan pelemahan sebesar 0,36% menjadi 6.235.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG dibuka turun sebesar 0,36% ke level 6.235,66 pada awal perdagangan Senin (24/3/2025). Sebanyak 118 saham menguat, 143 saham melemah, dan 238 saham diperdagangkan stagnan. Kapitalisasi pasar di Bursa kini tercatat Rp10.833,03 triliun. 

Sementara itu, sejumlah saham big caps terpantau bergerak variatif pagi ini. Saham TLKM, misalnya, mengalami kenaikan harga 0,9% menjadi Rp2.330. Sementara saham BBCA amblas 1,3% menjadi Rp7.800.

Selanjutnya, saham BMRI menguat 0,5% menjadi Rp4.430 dan saham BBRI terkoreksi 0,8% menjadi Rp3.670.

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebut berada dalam tren bearish menjelang libur panjang Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Idul Fitri.

Community & Retail Equity Analyst Lead PT Indo Premier Sekuritas Angga Septianus mengimbau para pelaku pasar wajib mencermati level support IHSG pada level 6.500 yang sudah jebol dan kini bergerak menuju level psikologis 6.000.

"IHSG terkonfirmasi dalam teritori bearish seiring penurunan lebih dari 20% dari titik tertinggi tanggal 19 September 2024 lalu," kata Angga lewat riset mingguan, dikutip Senin (24/3/2025).

Pekan ini, Angga menjelaskan pasar minim sentimen menjelang libur panjang Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri. Adapun, pekan ini perdagangan saham hanya akan berlangsung selama empat hari 24-27 Maret 2025.

Beberapa fokus pelaku pasar dalam pekan ini seperti rilis data inflasi PCE AS. Angga menegaskan pasar akan mencermati data inflasi PCE AS yang akan dirilis pada Jumat (28/3/2025) dengan harapan dapat mendekati target inflasi 2%.

Selanjutnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang masih dalam tekanan akibat aksi jual bersih atau net sell asing di pasar saham maupun pasar obligasi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper