Investment Analyst PT Capital Asset Management Martin Aditya menilai saham sebetulnya menarik menghasilkan imbal hasil yang cukup kompetitif terutama untuk jangka panjang jika memilih stock universe yang sesuai dengan keperluan investasinya. Akan tetapi, memang pemilihan stock universe-nya harus tepat dan momentumnya pas.
Sementara, penurunan porsi penempatan investasi di saham oleh dapen dan lembaga pengelola dana jangka panjang lainnya dalam beberapa tahun ini terjadi karena kelas aset lain seperti obligasi dinilai lebih unggul.
"Faktor pemicu dana pensiun atau lembaga lainnya menyusut kepada saham kemungkinan besar karena dapen membatasi bobot saham pada portfolio mereka terutama semenjak terjadinya kasus Jiwasraya dan ASABRI," ujar Martin.
Adapun, Martin menilai di tengah kondisi pasar saham yang saat ini tengah lesu, kehadiran dapen mampu mendorong geliat pasar. "Untuk saat ini justru [kehadiran dapen di pasar saham] potensinya besar, terutama pada emiten yang berkapitalisasi besar seperti perbankan, karena potensi memiliki dividend yield yang semakin menarik dan valuasi emiten-emiten di IHSG ini sudah hampir sama di level Covid-19 pada 2020," tuturnya.
Ia menjelaskan lembaga pengelola dana jangka panjang seperti dapen bisa membanjiri likuiditas di pasar saham mengingat total aset yang besar.
Dalam mengelola risiko, ia menjelaskan bahwa selama pemilihan sahamnya memiliki likuiditas harian yang tinggi serta memiliki fundamental yang sangat kuat, seharusnya tidak menjadi masalah. Kemudian, selama lembaga pengelola dana jangka panjang mengikuti aturan-aturan yang sudah dibuat oleh OJK, pastinya bisa memanimalisir risiko yang berlebih.
Baca Juga
"Kemudian jangan terlalu overweight pada beberapa sektor saja, tentunya harus didiversifikasi, lebih aman lagi jika bobotnya equal pada sektor-sektor yang sudah dipilih sehingga mengurangi risiko kerugian namun kekurangannya memang returnnya tidak sebesar jika overweight pada beberapa sektor," tutur Martin.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menilai mestinya peluang dapen dan lembaga pengelola dana jangka panjang lainnya masuk ke pasar saham terbuka lebar. Sebab, terdapat dorongan dari Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK), di mana investasi di saham oleh dapen dimungkinkan untuk cut loss.
Ia juga mengatakan bahwa seiring dengan kinerja pasar saham yang lesu, dorongan dari berbagai pihak diperlukan. "Kita sama-sama domestik, ini pekerjaan rumah bukan hanya dikerjakan Bursa dan OJK, tapi semua pelaku, kita sama-sama dorong indeks kita bisa bagus," tutur Iman pada akhir bulan lalu (28/2/2025) di Gedung BEI.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.