Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.311,66 pada perdagangan hari ini, Rabu (19/3/2025). Sejumlah saham seperti saham bank jumbo pun menguat di tengah keputusan Bank Indonesia menahan suku bunga acuannya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 1,42% atau 88,27 poin ke level 6.311,66. IHSG dibuka di level 6.221,20 pada perdagangan hari ini.
IHSG berada di level terendah 6.147,43 dan mencatatkan level tertinggi sepanjang perdagangan hari ini saat penutupan 6.332,74.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi yang diperdagangkan mencapai Rp14,09 triliun, volume transaksi 17,72 miliar lembar, dan frekuensi transaksi 1,09 juta kali. Adapun, market cap pasar modal Indonesia mencapai Rp10.781 triliun.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 368 saham menguat, 225 saham melemah, dan 364 saham tak beranjak atau stagnan.
Deretan saham dengan nilai transaksi tinggi mencatatkan penguatan harga pada perdagangan hari ini. Saham bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV misalnya bergeliat.
Baca Juga
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menguat 0,3% pada perdagangan hari ini. Lalu, harga saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menguat 3,31% dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) menguat 0,82%.
Selain itu, deretan saham milik konglomerat Prajogo Pangestu kompak menguat. Saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) misalnya naik 4,95% pada perdagangan hari ini.
Saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) naik 12,9%, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) naik 6,8%, PT Petrosea Tbk. (PTRO) naik 8,71%, serta PT Barito Pasifik Tbk. (BRPT) naik 2,29%.
Pada perdagangan hari ini, terdapat sejumlah saham yang paling kinclong atau top gainers. Saham PT Wahan Pronatural Tbk. (WAPO) naik 26,85%, PT Lion Metal Works Tbk. (LION) naik 25%, dan PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk. (IFII) naik 24,17%.
Terdapat pula deretan saham yang mencatatkan kinerja paling jeblok atau top losers. Harga saham PT Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) turun 18,97%, PT BISI International Tbk. (BISI) turun 11,82%, serta PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO) turun 11,52%.
Adapun pada perdagangan kemarin, Selasa (18/3/2025), IHSG ambles 3,84% atau 248,55 poin menuju posisi 6.223,38. IHSG sempat terjun hingga amblas 6,12% pada sesi I perdagangan kemarin dan membuat BEI melakukan trading halt.
Seiring dengan trading halt pasar saham Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun ambil langkah.
OJK mengeluarkan kebijakan pembelian kembali saham atau buyback tanpa RUPS. Kebijakan serupa sebelumnya pernah dikeluarkan OJK saat pandemi Covid-19 tahun 2020.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi mengatakan OJK mengeluarkan peraturan ini untuk memberikan ruang bagi emiten.
"Meskipun nantinya emiten sudah mengumumkan akan buyback tapi minim pelaksanaan, setidaknya ruangnya ada. Tentu kalau misalnya memang sekiranya market sudah membaik dan dirasa tidak perlu buyback, enggak ada masalah," kata Inarno, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Inarno juga menuturkan OJK telah mengatur porsi buyback tanpa RUPS yang bisa dilakukan emiten. Emiten dapat melakukan buyback sekitar 20% tanpa RUPS.
Sementara itu, pada perdagangan hari ini, gerak IHSG terjadi di tengah keputusan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang menahan suku bunga acuannya di level 5,75%.
Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia menyebut defisit transaksi berjalan hingga rupiah dalam kondisi terkendali. Dengan kondisi ini Bank Indonesia kemudian memutuskan untuk menahan suku bunga acuan.
Bank Indonesia juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi 4,7%-5,5% dan dalam prospek baik. Perry juga memastikan akan mendukung asta cita pemerintah.
Hasil RDG Bank Indonesia ini sejalan dengan konsensus ekonom yang terhimpun dalam Bloomberg, sebanyak 27 ekonom meyakini Bank Indonesia akan menahan suku bunga di level 5,75%. Sementara 11 lainnya melilhat adanya pemangkasan 25 basis poin.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.