Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) belum menerima sisa pembayaran atas pekerjaan proyek LRT Jabodebek yang mencapai Rp2,1 triliun.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengatakan bahwa perusahaan memiliki tagihan kepada pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait pembayaran proyek LRT Jabodebek, yang sudah beroperasi.
“Alhamdulillah, operasionalnya sudah berjalan lancar, tinggal menunggu proses pembayaran,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Menurut Entus, ADHI telah bertemu dengan Kemenhub dan Kementerian Keuangan guna mencari solusi terbaik terkait dengan pola pembayaran proyek tersebut.
Berdasarkan catatan Bisnis.com, ADHI terakhir kali menerima pembayaran atas proyek LRT pada 1 April 2024. Kala itu, perseroan menerima kucuran dana sebesar Rp23,3 triliun dari total nilai kontrak yang mencapai Rp25,5 triliun.
Pembayaran itu dilakukan setelah seluruh pekerjaan, mulai dari perencanaan desain, pembangunan struktur, hingga pembangunan stasiun dan fasilitasnya rampung.
Baca Juga
Secara rinci, LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan yaitu Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur. Seluruh operasional stasiun tersebut sudah diresmikan pemerintah pada 27 Agustus 2023.
Sepanjang tahun lalu, ADHI tercatat meraih nilai kontrak baru sebesar Rp20,01 triliun. Capaian tersebut melemah hingga 46,85% year on year (YoY) jika dibandingkan dengan kontrak baru 2023 yang meraih Rp37,65 triliun.
Pada 2025, Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta mengatakan perseroan menargetkan perolehan kontrak baru sekitar Rp27 triliun hingga Rp28 triliun.
Untuk meraih target tersebut, dia menuturkan bahwa perseroan berencana memfokuskan portofolio kontrak ke segmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta seiring penurunan anggaran infrastruktur dalam APBN 2025.
“Perseroan menyusun target kinerja keuangan 2025 dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan tantangan yang ada,” ujarnya kepada Bisnis.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.