Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memutuskan untuk menunda penerapan transaksi short selling dan intraday short selling selepas mendapat masukan dari pelaku pasar modal.
Selain itu, OJK bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) bakal mengkaji opsi pembelian kembali saham (buyback) saham tanpa lewat persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS).
“Dari sisi regulator kami menangkap konsen stakeholder pasar modal pada tekanan IHSG belakangan ini,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi saat konferensi pers di BEI, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Inarno berharap keputusan itu dapat menjaga stabilitas dan meningkatkan likuiditas transaksi di pasar efek saat ini.
“Kami juga ingin menyampaikan pesan kami hadir mengamati dan berperan aktif dalam menjaga pasar modal,” katanya.
Sebelumnya, short selling rencanannya diterapakan pada Maret atau April tahun ini. Saat itu, BEI menargetkan transaksi short selling yang akan diterapkan dapat menaikan likuiditas bursa 2% hingga 3%.
Seperti diberitakan sebelumnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat pada awal pekan, Senin (3/3/2025). IHSG ditutup menguat setelah terdorong oleh saham BBRI, BBCA, hingga UNVR.
Berdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 16.00 WIB, IHSG ditutup pada level 6.519,65 atau naik 3,97%. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.347-6.570.
Tercatat, 454 saham menguat, 162 saham melemah, dan 180 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau naik ke posisi Rp11.322 triliun.