Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Mampu Rebound, Analis: Bukan Momen Titik Balik Pasar

Sejumlah analis mensinyalir rebound IHSG lebih bersifat pantulan teknis, alih-alih menjadi momen titik balik pasar.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis mensinyalir rebound indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini, Senin (3/3/2025) lebih bersifat pantulan teknis atau technical rebound, alih-alih menjadi momen titik balik pasar. 

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan konfirmasi titik balik baru dapat terlihat jika IHSG mampu bertahap di atas level resistance kunci 6.500.

Selain itu, Felix menggarisbawahi mesti terdapat peningkatan partisipasi investor asing pada indeks komposit nantinya.

“Menurut saya, kenaikan IHSG bisa jadi hanya technical rebound jika tidak didukung oleh volume perdagangan yang kuat dan perbaikan fundamental makro,” kata Felix saat dihubungi, Senin (3/3/2025).

Saat ini, kata Felix, pasar masih menantikan stabilitas rupiah serta kebijakan Bank Indonesia (BI) untuk mendukung likuiditas. Selain itu, menurut dia, pasar juga berharap pada kepastian stimulus fiskal domestik dan sikap The Fed yang lebih dovish.

Felix menambahkan aksi jual asing berpotensi bakal berlanjut selama faktor risiko global seperti suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS), pelemahan ekonomi China dan volatilitas komoditas masih dominan tahun ini.

“Namun, potensi inflow bisa datang dari fund reallocation ke emerging markets, prospek earnings korporasi domestik yang solid, serta daya tarik valuasi IHSG yang mulai murah secara historis,” tuturnya.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup rebound 3,77% menjadi 6.506 pada akhir perdagangan sesi I hari ini, Senin (3/3/2025).

Saham-saham bank pelat merah pun terpantau menguat, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) melesat 8,04% ke level Rp3.630 dengan rentang pergerakan Rp3.470-Rp3.650. 

Selanjutnya, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) terpantau menguat 6,09% ke level Rp4.880. Sepanjang sesi I, saham BMRI bergerak pada kisaran Rp4.700 hingga Rp4.900.

Kemudian, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) juga menguat 5,71% ke level Rp4.260 dan rentang pergerakan Rp4.120-Rp4.270

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto mengatakan pihaknya masih mempelajari rebound cukup lebar indeks komposit kali ini. Kendati, Rully melihat, rebound IHSG belakangan disertai dengan penguatan rupiah.

“Masih terlalu dini untuk menilai bahwa ini sudah merupakan titik balik pasar, menurut kami, hal ini hanya merupakan technical rebound,” kata Rully saat dikonfirmasi.

Rully beralasan optimisme terhadap perekonomian Indonesia saat ini masih rendah disebabkan karena prospek global yang penuh dengan ketidakpastian.

Volitalitas itu ditandai dengan perang dagang dan perlambatan ekonomi China, yang belakangan menekan harga komoditas.

“Dengan prospek global dan domestic ekonomi yang tidak terlalu baik, terutama di negara-negara berkembang, kami belum yakin akan adanya inflow yang konsisten,” kata dia.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper