Bisnis.com, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta kepada investor untuk memberikan waktu kepada Badan Pengelola Investasi Danantara untuk membuktikan model dan prospek bisnisnya.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan bahwa jika berbicara tentang market, hal tersebut sangat berkaitan dengan persepsi yang terbentuk pada hari ini.
“Oleh karena itu, perlu diberikan waktu bagi Danantara untuk menjelaskan dan membuktikan model bisnisnya. Kami melihat ini sebagai hal yang positif,” ujarnya dalam pertemuan dengan awak media, Jumat (1/3/2025).
Iman mengaku optimistis Danantara akan berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Musababnya, lembaga baru tersebut dinilai akan lebih agile dalam mengelola aset dan investasi perusahaan pelat merah.
“Agility adalah keunggulan utama yang membedakan Danantara. Dari sisi aset tidak ada perubahan, tetapi kelincahan menjadi faktor pembeda pertama,” pungkasnya.
Dia turut mengungkapkan tantangan utama Danantara. Salah satunya bagaimana proses supervisi dilakukan oleh badan sovereign wealth fund (SWF) ini.
Baca Juga
Tantangan berikutnya adalah bagaimana Danantara mengelola aset sehingga dana kelolaannya dapat berfungsi layaknya perusahaan manajemen investasi atau fund manager besar yang memiliki private equity dan investasi di berbagai perusahaan.
“Kami percaya masih banyak ruang untuk berkembang. Selain itu, keunggulan yang dimiliki Danantara juga menjadi faktor positif yang perlu diperhatikan,” ucap Iman.
Di sisi lain, hingga akhir Desember 2024, Iman menuturkan bahwa sebanyak 12 BUMN dan anak usahanya yang tergabung di Danantara memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp1.893 triliun atau sekitar 15% nilai kapitalisasi pasar BEI.
Jika ditelisik dari nilai transaksi, BUMN dan entitas anak juga memberikan kontribusi signifikan dengan porsi mencapai 27% dari total nilai transaksi di BEI.
“Danantara memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan kapitalisasi pasar Indonesia. Namun, diperlukan waktu untuk membangun kepercayaan pasar dan membuktikan efektivitas model bisnisnya,” ucapnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.