Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Dibuka Terkoreksi, Investor Cermati Sentimen Ini

Bursa Asia dibuka melemah pada awal pekan, Senin (24/2/2025), setelah Wall Street mencatat sesi terburuknya tahun ini karena data ekonomi AS yang lesu.
Papan saham elektronik menampilkan grafik pergerakan indeks Nikkei 225 di luar perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 6 Januari 2025./Bloomberg-Kiyoshi Ota
Papan saham elektronik menampilkan grafik pergerakan indeks Nikkei 225 di luar perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, Senin, 6 Januari 2025./Bloomberg-Kiyoshi Ota

Bisnis.com, JAKARTRA - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan awal pekan, Senin (24/2/2025) setelah Wall Street mencatat sesi terburuknya tahun ini karena data ekonomi AS yang lesu.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi Korea Selatan terpantau menurun 0,98% pada level 2.628,62. Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 Australia dibuka terkoreksi 0,11% pada level 8.287,20. Adapun, pasar Jepang tutup pada hari Ini karena libur nasional.

Penurunan ini mencerminkan suasana suram di perdagangan New York pada Jumat pekan lalu, karena investor menyeimbangkan tanda-tanda melemahnya perekonomian dengan prospek Federal Reserve yang tidak menunjukkan tanda-tanda terburu-buru memangkas suku bunga. 

Data menunjukkan ekspektasi inflasi jangka panjang konsumen AS meningkat ke level tertinggi dalam hampir tiga dekade, meskipun Presiden Federal Reserve Chicago Austan Goolsbee meremehkan laporan tersebut.

Di Asia, Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng menyatakan “keprihatinan serius” atas kenaikan tarif sebesar 10% atas barang-barang China yang dilakukan Presiden Donald Trump dalam percakapan telepon dengan Menteri Keuangan Scott Bessent. 

Sementara itu, Bessent juga mengisyaratkan kekhawatiran mengenai sejumlah masalah dengan China, termasuk “ketidakseimbangan ekonomi,” kata Departemen Keuangan AS.

Pemerintahan Trump mengatakan kepada para pejabat Meksiko bahwa mereka harus mengenakan bea masuk mereka sendiri terhadap impor China sebagai bagian dari upaya mereka untuk menghindari tarif yang diancam oleh presiden AS, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Secara terpisah, Trump mengarahkan Komite Penanaman Modal Asing di Amerika Serikat untuk membatasi pengeluaran China di bidang teknologi, energi, dan sektor-sektor strategis AS lainnya, yang merupakan serangan terbaru pemerintahannya terhadap negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.

Adapun, Berkshire Hathaway Inc. ingin meningkatkan kepemilikan di lima rumah dagang terbesar di Jepang “seiring waktu,” kata Warren Buffett dalam surat tahunan kepada pemegang saham. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper