Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditopang Reli Saham Teknologi China, Bursa Asia Ditutup Menghijau

Mayoritas bursa Asia ditutup menguat pada Jumat (21/2/2025) seiring dengan reli saham-saham teknologi China.
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas bursa Asia ditutup menguat pada Jumat (21/2/2025), didorong oleh reli saham teknologi China setelah optimisme terhadap sektor ini meningkat berkat laporan pendapatan Alibaba Group Holding Ltd.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix Jepang naik tipis 0,07% ke level 2.736,53, sementara indeks komposit Shanghai menguat 0,85% ke 3.379,11. Indeks Hang Seng Hong Kong juga mencatat kenaikan 3,52% ke 23.371,78.

Di kawasan lain, indeks Straits Times STI Singapura naik 0,05% ke 3.929,44, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan bertambah 0,02% ke 2.654,58. Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia terkoreksi 0,32% ke 8.296,21.

Saham teknologi yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong menguat, dengan Alibaba melonjak hampir 14% setelah melaporkan kinerja keuangan yang kuat. Kenaikan ini turut mendorong pasar saham Asia lebih luas.

Sementara itu, indeks regional Asia diperkirakan mencatat kenaikan mingguan keenam, tren positif terpanjang dalam hampir satu tahun.

Meski investor tetap waspada terhadap meningkatnya ketegangan geopolitik dan perang dagang, saham teknologi China terus menguat dalam beberapa pekan terakhir.

Optimisme pasar juga didukung oleh antusiasme terhadap model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) DeepSeek. Lonjakan investasi global dalam tren ini telah meningkatkan kapitalisasi pasar saham China sebesar US$1,3 triliun.

“Keyakinan saya adalah sampai China melakukan reformasi struktural besar-besaran, lonjakan pertumbuhan tersebut hanya akan berumur pendek,” kata Ron Temple, Kepala Strategi Pasar di Lazard Inc.

Chief Executive Officer Alibaba, Eddie Wu, menegaskan bahwa pengembangan kecerdasan buatan umum kini menjadi prioritas utama perusahaan. Ia menyampaikan hal tersebut kepada investor setelah laporan pendapatan terbaru.

Sementara itu, Kepala Strategi Ekuitas Morgan Stanley di China, Laura Wang, dalam sebuah catatan menyatakan bahwa pendapatan dan rencana belanja modal Alibaba mengejutkan pasar.

“Perkembangan ini semakin memvalidasi keyakinan kami bahwa China memiliki potensi besar dalam persaingan teknologi global berbasis AI. Investor global seharusnya menilai ulang dan lebih mengapresiasi kemampuannya,” tulisnya.

Di pasar mata uang, yen kembali melemah melewati 150 per dolar AS pada perdagangan Jumat, setelah sebelumnya sempat menguat. Pergerakan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga lebih cepat.

Pedagang kini memperkirakan peluang 84% dari kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan BOJ bulan Juli, naik dari 70% pada awal bulan, menurut data Bloomberg.

Pada Jumat, data menunjukkan inflasi Jepang meningkat lebih dari perkiraan. Harga konsumen, tidak termasuk makanan segar, naik 3,2% secara tahunan pada Januari, kenaikan terbesar sejak Juni 2023. Data ini memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh BOJ.

“CPI, bersama dengan PDB kuartal IV dan data upah Desember, mendukung revisi proyeksi kenaikan suku bunga BOJ. USD/JPY bisa mencapai target akhir Maret kami di level 149 lebih cepat dari yang diperkirakan,” kata Carol Kong, ahli strategi di Commonwealth Bank of Australia.

Namun, pernyataan Gubernur BOJ Kazuo Ueda meredam spekulasi pasar. Ia menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk menjaga stabilitas ekonomi. Akibatnya, yen melemah terhadap semua mata uang utama Grup 10, sementara imbal hasil obligasi Jepang bertenor 10 tahun turun 1,5 basis poin.

Saham Nissan Motor Co. melonjak hingga 11% setelah Financial Times melaporkan bahwa pejabat tinggi Jepang sedang menyusun rencana agar Tesla Inc. berinvestasi di perusahaan otomotif tersebut, yang tengah menghadapi tantangan besar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper