Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Dibuka Melemah Pagi Ini, Saham BBCA hingga AMRT Jadi Beban

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan pada perdagangan hari ini, Jumat (21/2/2024), tetapi bergerak ke zona merah sesaat setelah pembukaan.
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka stagnan pada perdagangan hari ini, Jumat (21/2/2024), tetapi bergerak ke zona merah sesaat setelah pembukaan. Saham-saham seperti BBCA, ANTM, hingga AMRT turun ke zona merah pagi ini.

Berdasarkan data RTI Infokom, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka stagnan pada posisi 6.788,04, tetapi melesat ke zona merah setelahnya. IHSG sempat bergerak di rentang 6.774-6.806 sesaat setelah pembukaan.

Tercatat, 169 saham menguat, 132 saham melemah, dan 204 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau bergerak ke level Rp11.753 triliun.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terpantau menjadi salah satu saham yang paling aktif diperdagangkan, yakni senilai Rp97,6 miliar pagi ini. Saham BBCA turun 0,56% ke level Rp8.950 pagi ini.

Saham lain yang juga melemah adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang turun 2,43% ke level Rp5.025 per saham. Sebanyak 20,2 juta saham BMRI diperdagangkan hari ini dengan nilai Rp101,2 miliar. 

Selain itu, pelemahan juga terjadi pada saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM). Saham ANTM melemah 1,78% ke level Rp1.655 per saham pagi ini. 

Saham-saham lain yang juga melemah pagi ini adalah saham AMRT yang turun 1,18% ke level Rp2.510 per saham, serta saham AADI yang turun 2,29% ke level Rp7.475 per saham. 

Sentimen datang dari Amerika, dengan pasar yang mengantisipasi rilis data Existing Home Sales bulan Januari 2025 yang dijadwalkan rilis pada Jumat (21/2/2025) sebagai acuan untuk mengukur permintaan konsumen di sektor perumahan Amerika. 

Pasar memperkirakan Existing Home Sales bulan Januari sebesar 4,12 juta unit, lebih rendah dibanding realisasi bulan Desember 2024 sebesar 4,24 juta unit. 

Sementara itu, dari kawasan Eropa, di waktu yang sama pasar akan mengantisipasi rilis data penjualan ritel bulan Januari di Inggris yang diperkirakan tumbuh 0,3% MoM, membaik dari bulan sebelumnya yang turun negatif 0,3% MoM.

Selain itu, Raphael Bostic, gubernur the Fed dari Atlanta mengatakan pada Kamis (20/2/2025) masih terdapat peluang pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) sebanyak 2 kali di tahun 2025. Meskipun demikian, penting untuk tetap mempertimbangkan uncertainty risk ke depan. 

Perkiraan ini juga lebih rendah dibandingkan perkiraan di akhir tahun 2024 yang sebanyak 3 sampai 4 kali pemangkasan FFR di 2025.

Dari regional, pasar mengantisipasi rilis data inflation rate bulan Januari di Jepang yang dijadwalkan rilis pada Jumat (21/2/2025) dan diperkirakan naik ke level 3,7% YoY dari 3,6% YoY di Desember 2024. Kondisi ini diyakini dapat mempengaruhi arah kebijakan moneter BoJ ke depannya. 

Di waktu yang sama, Jepang juga akan merilis data Manufacturing PMI Flash bulan Februari yang diperkirakan naik ke level 49 dari level 48,7 di Januari, menandakan bahwa sektor manufaktur Jepang membaik meskipun masih berada di zona kontraksi.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper