Bisnis.com, JAKARTA — PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY) atau MR DIY mencapai targetnya memiliki 1.000 toko di seluruh Indonesia pada tahun ini.
Direktur Utama MR DIY Indonesia Edwin Cheah mengatakan bahwa pembukaan toko ke 1.000 di Indonesia tersebut berlokasi di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
"Pencapaian 1.000 toko mencerminkan bahwa kami terus tumbuh, baik di kota besar maupun di daerah," katanya kepada awak media, Rabu (19/2/2025).
Dia menjelaskan bahwa pencapaian MR DIY tersebut didukung oleh strategi yang selama ini dijalankan perseroan yakni berkomitmen menjual produk dengan harga yang sama di setiap toko di Indonesia.
"Untuk strategi harga, kami rata-rata di seluruh toko harganya sama, dari Sabang ke Merauke dengan produk yang sama, harganya tetap sama," ujarnya.
Menurutnya, terdapat tiga faktor yang membuat MR DIY menetapkan harga yang sama pada produk yang sama di setiap toko di Indonesia.
Baca Juga
Pertama, komitmen brand dengan memberikan produk yang terjangkau, jadi harga yang lebih rendah untuk memberi harga produk yang terjangkau.
Kedua, dia menjelaskan bahwa efisiensi dari rantai pasok atau supply chain juga penting untuk harga yang konsisten di seluruh toko di Indonesia.
Ketiga, menggunakan pengalaman operasional global. Menurutnya dengan efisiensi yang telah dipelajari di berbagai negara, dapat membuat harga yang ditetapkan sangat terjangkau.
Adapun PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY) sebelumnya menargetkan memiliki 1.000 toko pada 2025, sedangkan hingga semester I/2024, perusahaan telah mengoperasikan 824 toko MR. DIY.
MR DIY juga sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Initial Public Offering (IPO) pada Desember 2024, dengan mendapatkan dana segar sebesar Rp4,15 triliun.
Head of Marketing Communication MR. DIY Indonesia Ria Sutrisno mengatakan sebagian dana IPO akan digunakan untuk ekspansi toko ke sejumlah daerah potensial di Indonesia.
“Harapannya, kami bisa tumbuh lebih banyak untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Targetnya, kami ingin mencapai lebih dari 1.000 toko pada 2025,” katanya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.