Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Kaji Penundaan Kenaikan Produksi, Harga Minyak Global Stabil

Harga minyak dunia stabil setelah mengalami kenaikan OPEC+ tengah mempertimbangkan untuk menunda pemulihan produksi.
Logo Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dalam drum minyak yang dipamerkan di KTT COP29, Baku, Azerbaijan pada Rabu (13/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov
Logo Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dalam drum minyak yang dipamerkan di KTT COP29, Baku, Azerbaijan pada Rabu (13/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia stabil setelah OPEC+ mempertimbangkan opsi untuk menunda pemulihan produksi. Pasar juga mencermati serangan pesawat nirawak Ukraina pada stasiun pemompaan minyak mentah di Rusia. 

Melansir Bloomberg pada Selasa (18/2/2025), harga minyak mentah Brent turun tipis 0,12% pada US$75,13 per barel setelah kenaikan moderat pada Senin kemarin. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate naik 0,64% pada level US$71,19 per barel.

Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh rencana OPEC dan sekutunya mempertimbangkan untuk menunda serangkaian peningkatan pasokan bulanan yang akan dimulai pada April, menurut delegasi. Sementara itu, serangan Ukraina memaksa ekspor melalui jalur pipa utama dari Kazakhstan melambat.

Penundaan kenaikan 120.000 barel per hari akan menandai keempat kalinya aliansi tersebut menunda rencana untuk menghidupkan kembali produksi yang terhenti sejak 2022. 

Namun, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan OPEC dan sekutunya belum membahas penundaan apa pun, menurut Tass.

"Serangan pesawat nirawak terhadap jalur pipa ekspor Kazakhstan di Rusia telah menjadi katalis bagi beberapa sentimen bearish untuk mereda," kata Yeap Jun Rong, ahli strategi pasar untuk IG Asia Pte, seperti dilansir Bloomberg.

Dia melanjutkan, ekspektasi pasar terhadap prospek pasokan minyak mentah dari OPEC dan sekutunya termasuk Rusia akan menjadi fokus dalam jangka panjang.

Sementara itu, ekspor dari wilayah semi-otonom Kurdistan Irak dapat dilanjutkan dalam seminggu, kata Menteri Perminyakan Irak Hayyan Abdul Ghani. Pipa tersebut, yang membentang dari wilayah Kurdi Irak ke pelabuhan Ceyhan di Turki, dihentikan pada Maret 2023.

Minyak mentah mengalami awal tahun yang sulit, kehilangan semua keuntungannya karena penerapan tarif oleh Presiden AS Donald Trump mengancam akan memperlambat pertumbuhan global dan permintaan energi. 

Pengukur pasar termasuk rentang waktu juga menunjukkan tanda-tanda pelemahan, dan posisi net-bullish pada minyak mentah telah berkurang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper