Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun akan ditutup menguat di rentang Rp16.200-Rp16.260 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (17/2/2025).
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (14/2), rupiah menguat 109 poin atau 0,67% ke level Rp16.252 per dolar AS. Seiring dengan penguatan mata uang Garuda, indeks dolar AS terpantau melemah 0,30 poin atau 0,35% ke level 107,017 pada akhir pekan ini.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan pekan ini, rupiah diprediksi kembali bergairah. Dia memproyeksikan rupiah masih akan mengalami penguatan signifikan ke level Rp16.200 per dolar AS sampai Rp16.260 per dolar AS.
Terdapat sejumlah sentimen yang akan mendorong penguatan rupiah hari ini. Dari luar negeri, adanya ekspektasi bahwa rencana Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif tidak akan berlaku hingga April 2025. Dengan begitu, kebijakan Trump akan memberikan banyak waktu menghindari perang dagang.
"Sentimen lainnya adanya potensi kesepakatan damai Rusia Ukraina secara geopolitik. Ini akan membuat kondisi fundamental ekonomi kembali normal," kata Ibrahim dalam keterangannya pada Jumat (14/2/2025).
Di Eropa, produk domestik bruto (PDB) Inggris tumbuh 0,1% pada kuartal IV/2024, mengindikasikan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Eropa kembali pulih pasca terdampak perang Rusia Ukraina.
Baca Juga
Dari dalam negeri, sentimen positif datang saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Indonesia. Kedatangan Erdogan disinyalir akan membawa angin segar di sektor infrastruktur dalam negeri, terutama terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Banjaran Surya Indrastomo menilai rupiah masih akan melemah setidaknya per Februari 2025. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah beberapa waktu belakangan diakibatkan oleh sentimen eksternal, terutama penguatan dolar AS.
Kebijakan Trump yang cenderung proteksionis mendorong penguatan indeks dolar AS. "Rupiah diperkirakan masih melanjutkan tren pelemahan dalam jangka pendek, tertekan oleh sentimen eksternal," ujar Banjaran.
Kendati demikian, dia meyakini BI memiliki daya intervensi agar pelemahanan rupiah tidak semakin memburuk. Banjaran meyakini BI bisa melakukan intervensi di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), dan pasar surat berharga agar cadangan devisa negara tetap kuat.
Apalagi, penanaman modal asing tumbuh melampaui ekspektasi pasar yaitu sebesar 33,3% pada Kuartal IV/2024. Oleh sebab itu, sambungnya, sentimen positif perekonomian domestik ke depan masih besar.
Rupiah ditutup menguat 0,14% atau 23 poin ke level Rp16.228 per dolar AS
Pada saat yang sama, indeks dolar juga menguat 0,11% ke posisi 106,83.
Rupiah menguat 0,22% atau 36 poin ke level Rp16.215 per dolar AS pukul 12.43 WIB.
Pada saat yang sama, indeks dolar juga menguat 0,04% ke posisi 106,75.
Pukul 11.09 WIB, rupiah bertahan di zona hijau dengan menguat 0,26% atau 42 poin ke level Rp16.209 per dolar AS.
Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah tipis 0,01% ke posisi 106,70.
Rupiah dibuka menguat 0,41% atau 66,5 poin ke level Rp16.184,5 per dolar AS pukul 09.06 WIB.
Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,07% ke posisi 106,63.