Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja lesu pada Januari 2025 atau gagal mencapai momen January Effect di mana pasar saham biasanya menggeliat secara historis. Namun, saat IHSG lesu di momen awal tahun ini, terdapat deretan saham yang tetap berkinerja kinclong.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 0,75% sepanjang Januari 2025, ditutup di level 7.109,2 pada perdagangan hari ini, Jumat (31/1/2025).
Lesunya IHSG terjadi seiring dengan masih derasnya aliran dana asing keluar dari pasar saham Indonesia. Pasar saham Indonesia mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp3,7 triliun sepanjang bulan ini.
Meski IHSG lesu, terdapat deretan saham yang tetap berkinerja moncer, bahkan menguat lebih dari 100%. Harga saham PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) yang baru IPO bulan ini misalnya mencatatkan penguatan harga saham 471,43% dalam sebulan perdagangan.
Dalam IPO, harga saham RATU ditawarkan di angka Rp1.150 per saham. Pada perdagangan akhir bulan ini, Jumat (31/1/2025), harga saham RATU terparkir di level Rp8.200 per lembar.
BEI pun memasukkan emiten milik Happy Hapsoro itu ke dalam papan pemantauan khusus full call auction (FCA) per pekan lalu. Sebelumnya, perdagangan saham RATU sempat dihentikan sementara atau suspensi sejak 20 Januari 2025. Menurut BEI, suspensi diambil dalam rangka cooling down untuk perlindungan investor.
Baca Juga
Saham lainnya, PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP) mencatatkan lonjakan harga 183,57% sepanjang Januari 2025, ditutup di level Rp3.970 per lembar. Melonjaknya saham CMNP terjadi seiring dengan kabar akan masuknya Grup Salim di perusahaan tol tersebut.
Rumor masuknya Grup Salim ke emiten jalan tol swasta ini datang dari Jusuf Hamka. Bos CMNP ini mengaku punya hubungan panjang dengan Grup Salim. Selain itu, Arief Budhy Hardono yang menjabat sebagai Direktur Utama CMNP juga punya pengalaman di Grup Salim.
Selain itu, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge melejit 198,78% bulan ini. Harga saham WIFI ditutup di level Rp1.225 per lembar pada perdagangan akhir bulan ini, Jumat (31/1/2025).
Menguatnya harga saham WIFI terjadi seiring dengan masuknya perusahaan milik adik Presiden RI Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo. Arsari Group milik Hashim melalui PT Arsari Sentra Data mengambil 45% saham induk usaha WIFI, yaitu PT Investasi Sukses Bersama.
Dengan pembelian ini, Arsari Sentra Data menggenggam 22,55% saham WIFI secara tidak langsung melalui kepemilikan 45% pada PT Investasi Sukses Bersama.
Adapun, Tim Riset Phintraco Sekuritas menilai pada bulan depan, pergerakan pasar saham Indonesia akan dipengaruhi oleh sejumlah sentimen. Dari luar negeri, fokus pasar misalnya tertuju pada rilis data tenaga kerja AS, dengan non-farm payrolls per Januari 2025 diproyeksi turun.
"Jika terealisasi, hal ini dapat menjadi sinyal perlambatan ekonomi yang berpotensi memengaruhi kebijakan moneter The Fed," tulis Tim Riset Phintraco Sekuritas pada Jumat (31/1/2025).
Dari dalam negeri, pasar menantikan rilis data inflasi periode Januari 2025 yang diperkirakan akan tumbuh menjadi ke 1,7% yoy dari 1,57% yoy. Di sisi lain, PMI manufaktur diperkirakan akan tetap di zona ekspansif atau berada pada level 51,6 dari 51,2 yang menandakan aktivitas industri masih tumbuh meski di tengah dinamika ekonomi global.