Bisnis.com, JAKARTA — Aksi initial public offering (IPO) diproyeksi akan pulih dan semakin banyak pada 2025 dengan perusahaan di berbagai sektor akan berupaya menangkap peluang dari kekuatan pasar.
EY Global IPO Leader George Chan mengatakan IPO menawarkan cara untuk meningkatkan pendanaan dan modal yang diperlukan guna mendorong pertumbuhan dan inovasi dalam menunjang transformasi bisnis.
"Setelah periode aktivitas yang lebih lambat [pada 2024], pasar IPO global mendapatkan kembali momentumnya, didukung oleh kondisi pasar yang lebih menguntungkan," katanya dalam keterangan resmi, Kamis (30/1/2025).
Dia mengatakan bahwa tren IPO global dipengaruhi oleh perubahan kebijakan fiskal dan moneter, ketegangan geopolitik, dan rantai pasokan global, AI dan transformasi digital, prioritas lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) yang baru, serta pengaruh pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang baru.
Menurutnya, pasar IPO akan mencapai kinerja yang kuat pada 2025, didukung oleh lingkungan ekonomi yang optimistis, kebijakan moneter yang semakin menguntungkan, dan peningkatan tingkat likuiditas dan penilaian.
Sementara itu, EY Indonesia Strategy and Transactions Partner Reuben Tirtawidjaja mengatakan bahwa ke depannya investor akan lebih optimistis untuk IPO 2025.
Baca Juga
"Kejelasan mengenai kebijakan pemerintah, pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, dan lingkungan suku bunga rendah yang menguntungkan diharapkan akan memperbarui minat terhadap IPO," ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengindikasikan sedang berupaya untuk meningkatkan persyaratan yang ada bagi calon emiten. Tujuannya untuk meningkatkan standar bagi perusahaan yang ingin mencatatkan sahamnya di bursa.
Penyesuaian kebijakan dapat mencakup peningkatan batas atas saham free float, persentase saham yang tersedia untuk diperdagangkan publik, dan perubahan periode minimal tahun operasional yang disyaratkan.
Lebih lanjut, dia mengungkap bahwa BEI menargetkan 66 IPO pada 2025. Jumlah tersebut jauh di atas aktivitas IPO Indonesia selama 2024 yang mengalami penurunan tajam dengan hanya 40 IPO yang mengumpulkan dana Rp10,1 triliun. Jumlah IPO 2024 juga turun dari 79 IPO yang berhasil mengumpulkan Rp 54,1 triliun pada 2023.