Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara Grup Saratoga PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) bakal mengambil sejumlah opsi untuk melunasi pokok obligasi jatuh tempo tahun ini. TBIG mencatat total pokok obligasi sebesar Rp5,16 triliun.
Chief Financial Officer TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan sebagian besar pembayaran obligasi jatuh tempo itu bakal menggunakan dana internal perseroan.
“Untuk pembayaran obligasi yang jatuh tempo sebagian besar akan menggunakan dana internal,” kata Helmy kepada Bisnis, Selasa (21/5/2025).
Sisanya, kata Helmy, perseroan bakal menerbitkan surat utang atau pinjaman bank untuk melunasi obligasi jatuh tempo tersebut.
Menurut dia, opsi itu diambil di tengah penurunan suku bunga dari Bank Indonesia (BI) yang belakangan membuat cost of fund atau biaya pinjaman menjadi lebih menarik.
“Sebagian kecil akan menerbitkan surat hutang atau pinjaman bank,” kata dia.
Baca Juga
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), TBIG memiliki 4 seri obligasi yang jatuh tempo tahun ini dengan nilai keseluruhan mencapai Rp5,16 triliun.
Pertama, Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2024 dengan nilai mencapai Rp2,7 triliun yang akan jatuh tempo pada 16 Februari 2025.
Kedua, Obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure Tahap III Tahun 2022 Seri B dengan nilai mencapai Rp500 miliar yang akan jatuh tempo pada 2 Maret 2025.
Ketiga, Obligasi Berkelanjutan V Tower Bersama Infrastructure Tahap IV Tahun 2022 Seri B dengan nilai mencapai Rp721,39 miliar yang akan jatuh tempo pada 11 Agustus 2025.
Keempat, Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap IV Tahun 2024 Seri A dengan nilai sebesar Rp1,24 triliun yang akan jatuh tempo pada 13 Desember 2025.
Sampai September 2024, TBIG mencatatkan posisi liabilitas sebesar Rp34 triliun, yang berasal dari pos liabilitas jangka pendek sebesar Rp21,61 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp12,39 triliun.
Adapun, TBIG mencatatkan surat utang bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun mencapai Rp10,69 triliun, naik dua kali lipat dari posisi periode yang berakhir Desember 2023 di angka Rp5,96 triliun.
Sementara itu, posisi kas dan setara kas pada akun aset lancar perseroan berada di level Rp585,45 miliar, relatif turun dari posisi kas dan setara kas yang berakhir Desember 2023 di angka Rp800,85 miliar.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.