Bisnis.com, JAKARTA — Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) besok (20/1/2025) waktu setempat diperkirakan akan mendorong kenaikan harga emas dan penguatan dolar AS.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengatakan bahwa pelaku pasar akan menantikan pidato Trump terkait kebijakannya ke depan, baik dari sisi perang dagang maupun insentif ekonomi untuk AS.
"Emas dan dolar AS diperkirakan mengalami penguatan saat pelantikan Trump. Kami melihat dolar AS dan emas masih berpotensi naik apabila Trump memberikan pernyataan agresif terkait sanksi atau kenaikan tarif perdagangan," katanya kepada Bisnis, pekan lalu (17/1/2025).
Dia menambahkan, obligasi dan saham cenderung akan netral, tetapi jika Trump tidak terlalu agresif dalam pidatonya, hal itu dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi.
"Untuk peluang dan risiko, saat ini lebih condong pada risiko. Yang perlu diwaspadai adalah sanksi-sanksi yang telah dinyatakan oleh Trump," ujarnya.
Atas kondisi ini, dia menyarankan strategi yang dapat diambil investor adalah memanfaatkan momentum untuk trading jangka pendek.
Baca Juga
Menurutnya, keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5,75%, setelah sebelumnya bertahan di 6% sejak Oktober 2024, telah memberikan respons positif pada emiten perbankan.
Selain itu, dia juga mengingatkan bahwa perang dagang yang agresif dan insentif ekonomi AS dapat memicu arus keluar modal asing.
Pelantikan Presiden AS ke-60, Donald Trump, akan dilangsungkan di Gedung Kongres AS (US Capitol) pada Senin (20/1/2025), pukul 12 siang waktu setempat.
Pelantikan Trump Jilid II ini diperkirakan akan memengaruhi sejumlah aset keuangan di Indonesia, seperti saham, emas, dan obligasi.
Adapun, posisi rupiah terhadap dolar AS saat ini berada di level Rp16.380. Di sisi lain, harga emas Antam berada di Rp1,58 juta per gram.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,66% ke level 7.154,66 pada perdagangan akhir pekan, Jumat (17/1/2025). Namun, pasar surat utang menunjukkan pelemahan, dengan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun mencapai 7,25%.