Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 dibuka menguat sejalan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis (16/1/2025). Pertumbuhan saham BMRI, MEDC, BBRI, dan BBNI menjadi penopang indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini dibuka naik 1,70% atau 8,86 poin menuju level 529,70. Tercatat, 20 saham menguat, 5 saham terkoreksi, dan 2 stagnan.
Saham yang naik antara lain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan pertumbuhan 5,22% menjadi Rp6.050. Posisi ini disusul saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yang meningkat 2,93% menuju level Rp1.230 per saham.
Selanjutnya, ada saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang membukukan kenaikan sebesar 2,44% menjadi Rp4.190. Adapun saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tumbuh 2,27% ke Rp4.510.
Sementara itu, saham dengan penurunan terbesar dipimpin oleh PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) yang melemah 1,15% menjadi Rp2.580 per saham dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) menurun 0,85% ke level Rp2.340.
Di sisi lain, indeks komposit alias IHSG dibuka menguat sebesar 0,77% atau 54,83 poin ke posisi 7.134,39 sesaat setelah pembukaan. Pada hari ini, IHSG dibuka pada level 7.165,18 dan sempat bergerak menuju 7.190,61.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memproyeksikan IHSG akan melanjutkan penguatan dengan support di level 7.025 dan resistance 7.167.
Secara teknikal, kata Reza, candle candle IHSG membentuk bullish harami dan menembus MA5, serta indikator Stochastic dan MACD golden cross. Hal tersebut menunjukkan indeks komposit masih akan melanjutkan kenaikannya.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan bahwa indikator Stochastic RSI menunjukkan peluang terbentuknya golden cross di area oversold, mendukung potensi penguatan lanjutan.
Menurutnya, IHSG akan menguji level resistance di 7.100-7.130 pada perdagangan hari ini atau usai Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75% dalam rapat dewan gubernur, kemarin.
“Pemangkasan ini cukup mengejutkan, karena terjadi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah dan The Fed yang cenderung hawkish,” ujarnya dalam riset harian.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.