Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Variatif, Pasar Nantikan Data Inflasi AS

Bursa saham Amerika Serikat ditutup variatif pada Senin (13/1/2025). Indeks Dow Jones dan S&P 500 ditutup menguat, sedangkan Nasdaq melemah.
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Michael Nagle
Informasi pasar saham di Nasdaq MarketSite di New York, AS, Senin, 5 Agustus 2024./Bloomberg-Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat bergerak variatif pada perdagangan Senin (13/1/2025). Indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat, sedangkan Nasdaq ditutup melemah.

Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 327,13 poin atau 0,78% ke level 42.267,13, sedangkan indeks S&P 500 ditutup naik 3,51 poin atau 0,06% ke 5.830,71.

Di sisi lain, indeks Nasdaq Composite turun 112,53 poin atau 0,58% ke posisi 19.050,53.

Indeks S&P 500 berhasil bangkit dari posisi terendah dalam dua bulan terakhir meski imbal hasil Treasury AS tetap tinggi. Investor kini lebih realistis terkait laju pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve.

Dalam lima pekan terakhir, indeks S&P 500 mencatat pelemahan mingguan di empat pekan di antaranya.

Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun mencatatkan lonjakan hingga 4,805%, tertinggi dalam 14 bulan, sebelum ditutup naik 1,6 basis poin di 4,79%.

Para investor kini menantikan data inflasi Harga Konsumen (IHK) AS pada Rabu untuk memberikan kejelasan mengenai langkah penurunan suku bunga bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) tahun ini.

Jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom memberikan perkiraan median inflasi 2024 sebesar 2,9%, naik dari 2,7% di bulan November. Adapun inflasi month on month diperkirakan sebesar 0,3% pada Desember 2024.

Data ekonomi terbaru mencerminkan ketahanan ekonomi meski tekanan inflasi terus mengancam. Komentar hawkish dari pejabat The Fed turut memicu kenaikan imbal hasil obligasi, yang semakin membebani pasar saham.

Kekhawatiran inflasi juga dipicu oleh janji tarif dari Presiden terpilih Donald Trump.

Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 27 basis poin tahun ini, dengan peluang 52,9% untuk pemangkasan pada Juni.

“Kekhawatiran inflasi yang lebih tinggi cukup dominan, meski saya pribadi skeptis. Ini menciptakan persepsi bahwa suku bunga akan tetap tinggi lebih lama,” ujar analis senior Ingalls & Snyder Tim Ghriskey, seperti dilansir Reuters, Selasa (14/1/2025).

Tingginya imbal hasil obligasi menjadi tantangan besar, baik bagi pasar obligasi maupun saham. Selain itu, perhatian kini tertuju pada 21 Januari 2025 untuk melihat langkah konkret pemerintahan baru di bawah Donald Trump.

indeks Dow Jones didorong oleh UnitedHealth Group yang menguat 3,93% setelah usulan kenaikan pembayaran 2,2% untuk Medicare Advantage. CVS Health dan Humana juga menguat sekitar 7%, mendorong sektor kesehatan S&P 500 naik 1,27%.

Sebaliknya, sektor utilitas dan teknologi memimpin pelemahan. Saham Edison International anjlok 11,89% menyusul laporan tuntutan hukum terkait kebakaran hutan di California.

Sektor energi mencatatkan kenaikan harian terbesar usai melonjak 2,25%, seiring ekspektasi kenaikan harga minyak akibat sanksi AS terhadap Rusia.

Laporan inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS dan Beige Book The Fed yang akan dirilis Rabu menjadi penentu arah kebijakan moneter berikutnya.

Di sisi lain, indeks Nasdaq tertekan saham semikonduktor yang melemah, dipimpin penurunan Nvidia dan Micron setelah pembatasan baru ekspor teknologi AS.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 14,88 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 15,73 miliar dalam 20 hari terakhir.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper