Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Febriany Eddy menilai positif bergabungnya mantan Menteri Luar Negeri era Presiden Jokowi, Retno Marsudi, sebagai komisaris independen perseroan.
Febriany mengatakan Retno bakal banyak membantu perseroan dalam menyikapi persoalan geopolitik yang belakangan makin intens terutama terkait dengan urusan nikel dan turunannya.
Apalagi, Febriany menambahkan, mitra kerja dan rekanan investasi INCO relatif beragam dari perusahaan berbasis di China, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
“Sehingga isu dinamika geopolitik tidak bisa dihindarkan, kita perlu masukan-masukan, jadi saya rasa tidak perlu dipertanyakan lagi kualitas Ibu Retno dan pengalaman beliau beberapa dekade di Kemenlu,” kata Febriany saat ditemui di selepas RUPSLB di Jakarta, Selasa (14/1/2025).
Di sisi lain, Febriany mengatakan, perseroannya tengah meningkatkan efisiensi untuk mengerek pendapatan perseroan di tengah fluktuasi harga nikel saat ini.
Selain itu, dia mengatakan, perseroannya juga tengah berupaya untuk meningkatkan produksi untuk mengoptimalkan pendapatan di tengah pelandaian harga nikel sepanjang tahun lalu.
Baca Juga
“Tinggal masalahnya adalah di dalam jangka pendek ini pasti sangat fluktuatif dan itu tidak bisa kita kontrol, kita hanya bisa menyikapi dengan meningkatkan efisiensi biaya,” tuturnya.
Sepeti diberitakan sebelumnya, pemegang saham INCO resmi mengangkat mantan Menteri Luar Negeri di era Presiden Joko Widodo, Retno Marsudi, sebagai komisaris independen perseroan.
Keputusan itu diketok dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) INCO di Jakarta, Selasa (14/1/2025). Retno menggantikan posisi Raden Sukhyar.
Retno bakal menjabat sebagai komisaris independen INCO sejak pengesahan RUPSLB hingga penutupan RUPS Tahunan Vale Indonesia pada 2027 atau 2 tahun mendatang.
Saat ditemui selepas RUPSLB, Retno enggan berkomentar banyak ihwal pengangkatannya sebagai komisaris indepen. Pun, dia belum ingin bicara banyak soal arahan pemegang saham kepada dirinya.
“Tentunya buat saya merupakan sebuah kehormatan untuk dapat bergabung di Vale Indonesia, dari laporan yang disampaikan direktur utama tadi, kinerja Vale Indonesia sangat bagus,” kata Retno.
Selain itu, Retno mengatakan, INCO telah menerapkan urusan bisnis yang berbasis environmental, social & governance (ESG) dengan baik.
“Semua yang dilakukan Vale Indonesia berbasis ESG yang cukup kuat, dan memberi kemanfaatan tidak saja bagi ekonomi Indonesia, tetapi terutama bagi ekonomi masyarakat setempat,” kata dia.
Di sisi lain, INCO membukukan penurunan laba bersih yang signifikan sepanjang Januari-September 2024 menjadi US$51,1 juta. Penurunan itu terimbas lesunya pendapapatan akibat rata-rata harga jual nikel yang merosot.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, laba bersih INCO pada 9 bulan 2024 jeblok 78,55% year-on-year (YoY) dari capaian US$238,27 juta pada periode yang sama 2023.
Laba bersih yang anjlok sejalan dengan penurunan pendapatan INCO hingga akhir September 2024. Pendapatan INCO turun 24,45% YoY menjadi US$708,5 juta dari US$937,8 juta di periode yang sama tahun lalu.