Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eks Menteri Jokowi Jadi Komisaris Independen Vale Indonesia (INCO)

Retno Marsudi menggantikan Raden Sukhyar sebagai komisaris independen PT Vale Indonesia Tbk. (INCO).
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) resmi mengangkat mantan Menteri Luar Negeri di era Presiden Joko Widodo, Retno Marsudi, sebagai komisaris independen perseroan. 

Keputusan itu diketok dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) INCO di Jakarta, Selasa (14/1/2025). Retno menggantikan posisi Raden Sukhyar. 

Retno bakal menjabat sebagai komisaris independen INCO sejak pengesahan RUPSLB hingga penutupan RUPS Tahunan Vale Indonesia pada 2027 atau 2 tahun mendatang.

Saat ditemui selepas RUPSLB, Retno enggan berkomentar banyak ihwal pengangkatannya sebagai komisaris indepen. Pun, dia belum ingin bicara banyak soal arahan pemegang saham kepada dirinya.

“Tentunya buat saya merupakan sebuah kehormatan untuk dapat bergabung di Vale Indonesia, dari laporan yang disampaikan direktur utama tadi, kinerja Vale Indonesia sangat bagus,” kata Retno.

Selain itu, Retno mengatakan, INCO telah menerapkan urusan bisnis yang berbasis environmental, social & governance (ESG) dengan baik.

“Semua yang dilakukan Vale Indonesia berbasis ESG yang cukup kuat, dan memberi kemanfaatan tidak saja bagi ekonomi Indonesia, tetapi terutama bagi ekonomi masyarakat setempat,” kata dia.

Berdasarkan catatan biografinya, Retno Marsudi saat ini berusia 62 tahun dan memiliki latar belakang pendidikan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada, Hukum Uni Eropa Haagse Hogeschool Den Haag, dan Ilmu Hak Asasi manusia Universitas Oslo.

Retno menjabat sebagai Menteri Luar Negeri RI periode 2014—2024 di era Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda 2012-2014, Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri 2008—2012, serta Duta Besar RI untuk Kerajaan Norwegia dan Republik Islandia 2005—2008.

Pada perkembangan lain, INCO memegang 30% saham proyek patungan smelter High-Pressure Acid Leaching (HPAL) yang belakangan berkongsi dengan GEM CO., Ltd. Adapun, GEM CO., Ltd memegang 25% saham pada proyek patungan HPAL yang berlokasi di Sulawesi Tengah itu.

Rencanannya, smelter dengan nilai investasi mencapai US$1,4 miliar atau sekitar Rp22,77 triliun (asumsi kurs Rp16.265 per dolar AS) itu bakal commisioning pada 2028.

Di sisi lain, INCO tengah mengincar pinjaman sebesarar US$1,2 miliar untuk memulai proyek pengembangan blok tambang anyar tahun ini.

Manuver untuk menarik pendanaan lewat pinjaman perbankan itu dilakukan setelah lembaga pemeringkat S&P Global Ratings mengerek peringkat kredit INCO menjadi BB+ dengan prospek stabil, dari semula BB awal bulan ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper