Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rumah sakit PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) menyuntik modal kepada entitas anak usaha PT Sinar Medika Sejahtera (SMS) senilai Rp250 miliar.
Mengutip keterbukaan pada Bursa Efek Indonesia (BEI), penambahan modal tersebut disuntik melalui transaksi afiliasi yang telah dilakukan pada 7 Januari 2025, dengan RSGK dan SMS menandatangani Adendum IX perjanjian pinjam uang.
Berdasarkan perjanjian tersebut, para pihak telah setuju untuk mengubah jangka waktu pinjaman yang akan berlangsung selama 3 tahun, terhitung sejak 8 Januari 2025 sampai 7 Januari 2028.
Corporate Secretary Kedoya Adyaraya Agus Rosyadi mengatakan bahwa melalui transaksi tersebut, SMS dapat memaksimalkan kinerja usahanya.
”Dengan demikian, dapat memberikan nilai tambah yang lebih bagi SMS, perseroan, dan entitas anak usaha,” katanya dalam keterbukaan informasi, Jumat (10/1/2025).
PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) merupakan pemegang saham SMS dengan presentase 99,53% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor SMS. Perseroan dan SMS memiliki hubungan afiliasi sebagaimana dalam POJK 42/2020.
Baca Juga
"Transaksi yang dilakukan oleh dan antara perseroan dan SMS berdasarkan Adendum IX Perjanjian Pinjam Uang merupakan Transaksi Afiliasi yang diatur dalam POJK 42/2020 (Transaksi Afiliasi)," tulis manajemen.
Berdasarkan keterbukaan informasi, transaksi afiliasi tersebut dilakukan untuk mendukung kinerja SMS dalam keperluan investasi, pembiayaan usaha, dan modal kerja.
Untuk diketahui, PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) didirikan pada 11 Juni 1990 yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan membangun dan mengelola rumah sakit. Saat ini, kegiatan usaha perusahaan yakni mengelola Rumah Sakit (RS) Grha Kedoya di Jakarta Barat.
Berdasarkan laporan keuangan, PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK) membukukan pendapatan sebesar Rp334,4 miliar hingga kuartal III/2024, naik 22,8% dari Rp272,1 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, RSGK juga mencetak laba periode berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp33,5 miliar hingga kuartal III/2024 naik 83% dari Rp18,3 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
