Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MIDI Benahi Portofolio Gerai Alfamidi dan Lawson, Intip Prospek Sahamnya Tahun Ini

Terdapat penambahan 50 gerai Alfamidi dan Lawson pada sembilan bulan pertama 2024. Bagaimana strateginya tahun ini?
Gerai Lawson dengan konsep baru dibuka di dalam ritel minimarket Alfamidi Super di Serpong, Tangerang Selatan. / dok. Lawson
Gerai Lawson dengan konsep baru dibuka di dalam ritel minimarket Alfamidi Super di Serpong, Tangerang Selatan. / dok. Lawson

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola jaringan minimarket Alfamidi milik konglomerat Djoko Susanto PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) telah membenahi portofolio gerai ritel kelolaannya pada 2024. Bagaimana prospek kinerja sahamnya tahun ini?

Sebagaimana diketahui, MIDI tercatat agresif melakukan ekspansi gerai melalui dua merek andalannya, Alfamidi dan Lawson pada 2023. Namun, pendekatan ekspansi berubah pada 2024, di mana MIDI membenahi portofolio jaringan ritelnya itu.

Jumlah gerai Lawson misalnya tercatat menyusut. Berdasarkan laporan keuangan, jumlah gerai Lawson turun dari 674 gerai pada akhir Desember 2023 menjadi 595 gerai per September 2024. Ini artinya, ada penutupan neto 79 gerai Lawson selama periode sembilan bulan 2024.

MIDI sebenarnya telah menargetkan ekspansi pada 2024 sebanyak 200 gerai baru. Namun, tercatat keseluruhan gerai Alfamidi dan Lawson sampai September 2024 mencapai 2.956 gerai, hanya bertambah 50 gerai.

Meski begitu, Tim Riset Samuel Sekuritas mencatat bahwa MIDI sebenarnya telah meraup pertumbuhan penjualan atau same store sales growth (SSSG) yang solid 9,65% sepanjang 2024.

"Kami kaitkan dengan momentum positif dari toko-toko MIDI di luar Jawa," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dikutip Bisnis pada Kamis (9/1/2025).

Alhasil, kinerja penjualan yang kuat itu dinilai memberikan dorongan prospek cerah pada pertumbuhan laba 2024 dan kinerja saham tahun ini. Setidaknya sampai kuartal III/2024, MIDI mencatatkan laba bersih yang naik 19,54% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp466,84 miliar. Laba MIDI ditopang oleh pendapatan yang menanjak 13,63% (YoY) menjadi Rp14,68 triliun. 

Namun, terdapat tantangan bagi MIDI dalam mendongkrak kinerjanya.

"Kelas menengah Indonesia yang menyusut dan potensi penurunan komoditas harga akibat perlambatan ekonomi global dapat melemahkan daya beli," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas. 

Samuel Sekuritas sendiri merekomendasikan buy untuk MIDI dengan target harga Rp580 per lembar.

Sebelumnya, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menilai emiten peritel seperti MIDI memang akan menghadapi tantangan potensi pelemahan daya beli masyarakat.

"Tantangannya adalah purchasing power [daya beli] dari masyarakat yang lemah," ujarnya kepada Bisnis.

Pelemahan daya beli masyarakat pun dikhawatirkan kian dalam, seiring dengan kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN). Pemerintah memang telah memutuskan untuk menaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12% yang akan berlaku penuh pada 1 Februari 2025. Meskipun, kenaikan tarif PPN itu hanya berlaku untuk barang mewah.

Di sisi lain, menurut Azis, terdapat peluang bagi emiten peritel untuk mendongkrak kinerjanya pada awal tahun ini seiring dengan adanya momentum imlek, ramadhan, serta lebaran. Momen tersebut bisa mendongkrak permintaan pasar terhadap produk-produk ritel.

Harga saham MIDI sendiri berkinerja lesu pada 2024. Berdasarkan data Bloomberg, harga saham MIDI menyusut 0,16% sepanjang 2024 ke level Rp430 per lembar pada penutupan perdagangan terakhir di 2024.

Harga saham MIDI pun masih melemah pada awal tahun ini. Pada perdagangan kemarin, Kamis (9/1/2025), harga saham MIDI turun 1,43% ke level Rp414 per lembar.

***

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper