Bisnis.com, JAKARTA — Saham emiten migas milik Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) mencatatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga 313,15 kali dalam penjatahan terpusat atau pooling allotment.
Kelebihan permintaan itu mencerminkan antusiasme pasar atas penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usaha PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) tersebut. Apalagi, rumor ihwal keterlibatan konglomerat Prajogo Pangestu dalam IPO ini ramai seliwer sejak akhir 2024 lalu.
“Terima kasih atas kesabarannya, penjatahan RATU sudah final dengan oversubscription 313,15 kali,” kata CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya selaku underwriter kepada Bisnis, Selasa (7/1/2024).
IPO RATU kali ini dibidani oleh Sucor Sekuritas bersama dengan Henan Putihrai Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Bernadus menilai positif antusiasme masyarakat untuk berpartisipasi pada IPO salah satu perusahaan yang dboyongnya ke lantai bursa.
Menurut dia, RATU memiliki prospek yang menarik selepas menjadi anak usaha RAJA yang fokus mengurusi ihwal investasi aset hulu migas. Apalagi, saat ini pemerintah konsen pada urusan ketahanan energi.
“Kita mencari [perusahaan untuk IPO] dari industri yang seksi atau industri yang secara makroekonomi, secara kebijakan domestik lagi diuntungkan,” kata dia.
Adapun, RATU mematok harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) senilai Rp1.150 per lembar atau batas atas dari harga bookbuilding.
Dalam prospektus final yang dipublikasikan Kamis (2/1/2025), Raharja Energi Cepu menyampaikan perseroan menawarkan 543,01 juta saham dalam IPO. Jumlah itu mencakup 190,05 juta saham baru dan 352,95 juta saham yang dijual oleh RAJA.
Total saham IPO Raharja Energi Cepu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO.
Nilai IPO tersebut terdiri atas Rp218,56 miliar hasil penerbitan saham baru dan Rp405,9 miliar masuk kocek RAJA sebagai hasil dari divestasi saham RATU.
Dari jumlah dana IPO yang dikantongi RATU, perseroan akan menggunakan sekitar Rp157,36 miliar untuk dipinjamkan kepada anak usahanya PT Raharja Energi Tanjung Jabung.
Pinjaman itu akan digunakan anak usaha RATU untuk pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari PetroChina International Jabung Ltd. dalam rangka pengelolaan Blok Jabung senilai US$10 juta atau sekitar Rp159,42 miliar. Adapun, sisa kekurangan dana sekitar Rp2,05 miliar akan dilunasi RATU dengan kas internal perseroan.
Selain itu, sekitar Rp34,96 miliar dana IPO akan digunakan RATU untuk dipinjamkan kepada perusahaan asosiasi yaitu PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).
Pinjaman itu akan digunakan PJUC untuk mendukung kegiatan operasional melalui pemenuhan kewajiban pembayaran cash call dari ExxonMobil Cepu sekitar US2,2 juta atau setara dengan Rp35,07 miliar. Sementara itu, sisa Rp102,5 juta akan dipenuhi dari kas internal RATU.
Di sisi lain, RAJA bakal mengantongi dana Rp405,9 miliar dari hasil divestasi 352,95 juta saham RATU.
Sebelumnya, Direktur Utama RAJA Djauhar Maulidi menyampaikan dana yang diperoleh dari IPO dan sisa belanja modal akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek-proyek strategis yang sedang berjalan.
Sejumlah proyek strategis itu, kata Djauhar, meliputi penyelesaian proyek pembangunan pipa BBM Tanjung Batu-Samarinda dan pembangunan fasilitas kompresor gas di Sulawesi Selatan.
Selain itu, RAJA turut mengalokasikan dana untuk percepatan studi kelayakan pengembangan LNG Terminal di Provinsi Banten serta LNG Plant di Kalimantan Utara & Papua Barat.
“Hasil studi kelayakan ini akan menjadi dasar pengambilan keputusan untuk memulai kontruksi proyek-proyek tersebut pada 2025 sampai dengan 2026,” tuturnya dalam keterangan resmi, Senin (30/12/2024).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.