Bisnis.com, JAKARTA — Patrick Waluyo berpeluang untuk menjadi Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) hingga 2029. Kepastian soal sosok yang duduk di posisi top management dan prospek berlanjutnya tren pertumbuhan pendapatan menjadi sentimen yang turut membayangi gerak GOTO di lantai bursa.
GOTO sudah sekitar 1,5 tahun dipimpin oleh Patrick. Dalam periode kepemimpinan Patrick, emiten teknologi itu mengklaim perseroan tumbuh dengan signifikan.
“Memimpin GoTo selama 18 bulan terakhir merupakan kehormatan yang luar biasa dan saya bangga untuk berkomitmen pada masa depan jangka panjang saya di perusahaan ini," kata Patrick dalam keterangan resmi, Senin (6/1/2025).
Sebagai Direktur Utama, Patrick akan fokus untuk mendorong GoTo menuju pertumbuhan jangka panjang yang menguntungkan. Menurut manajemen, dewan komisaris GOTO juga telah menyetujui paket retensi berbasis kinerja sebagai bagian dari kesepakatan kerja.
"Selama saya di sini, saya semakin yakin akan potensi luar biasa yang dimiliki oleh tim kami, visi kami, serta komitmen kami untuk mendorong transformasi digital di Indonesia," tuturnya.
Patrick melanjutkan sebagai perusahaan, GOTO berada dalam posisi yang unik untuk membentuk masa depan teknologi di Indonesia, memberdayakan bisnis, meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari, dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian negara.
"Seiring kami menyongsong tahun baru dan untuk mendorong pertumbuhan yang menguntungkan, saya yakin, bersama-sama, kami dapat mengukuhkan posisi kami sebagai perusahaan teknologi terdepan di Indonesia untuk tahun-tahun selanjutnya," ujarnya.
Sebagai informasi, pada kuartal III/2024, GTV inti Grup GOTO tercatat tumbuh 74% YoY menjadi Rp72,0 triliun. Sementara itu, pendapatan bruto juga tumbuh 34% YoY menjadi Rp4,7 triliun. Kinerja ini didorong oleh peningkatan 21% YoY dalam Pengguna yang Bertransaksi Bulanan (MTU) di seluruh ekosistem GOTO
Sementara itu, Presiden Komisaris GOTO Agus D. W. Martowardojo mengatakan selama Patrick menjabat sebagai Direktur Utama, prospek GOTO telah mengalami transformasi, membuka jalan untuk manfaat jangka panjang bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.
Menurut Agus, GOTO mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif pada kuartal IV/2023 dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai target kinerja positif sepanjang 2024.
"Pada saat yang sama, pertumbuhan dan profitabilitas terus menunjukkan tren peningkatan. Oleh karena itu, saya menyambut baik dan bangga bahwa Patrick telah berkomitmen untuk masa depan jangka panjang di perusahaan ini dan saya menantikan untuk bekerja sama dengan Patrick untuk kepentingan pemangku kepentingan GOTO untuk tahun-tahun mendatang,” ucap Agus.
Dalam catatan Bisnis, GOTO membukukan penurunan rugi bersih menjadi Rp4,31 triliun per akhir kuartal III/2024. Rugi ini turun menjadi Rp4,31 triliun menyusut 55% dibandingkan dengan posisi rugi bersih Rp9,54 triliun periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, pendapatan bersih GOTO tercatat meningkat 11% menjadi Rp11,66 triliun pada Januari-September 2024. Pendapatan bersih ini naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp10,51 triliun.
Pendapatan bersih GOTO ini didorong oleh pendapatan bruto dari bisnis on-demand sebesar Rp10,23 triliun pada 9 bulan 2024, financial technology Rp2,47 triliun pada 9 bulan 2024, dan e-commerce service fee Rp191 miliar atau bersih senilai Rp172 miliar pada kuartal III/2024.
Prospek Saham GOTO di Bursa
Di lantai bursa, saham GOTO merosot 17,65% sepanjang 2024 ke level Rp70 per Senin (30/12/2024). Meski begitu, GOTO terapresiasi 14,28% year-to-date ke posisi Rp80 per saham hingga perdagangan kemarin.
Lewat riset Equity Market Outlook 2025, Ciptadana memberikan peringkat beli untuk saham GOTO dengan target harga Rp150. Sektor saham teknologi mendapatkan peringkat overweight untuk tahun ini.
Ciptadana menyebut GOTO sebagai pemimpin pasar di seluruh lini bisnis yang mereka jalankan. Selain itu, GoTo Gojek Tokopedia memiliki dukungan ekosistem yang kuat.
Dengan demikian, GoTo Gojek Tokopedia diperkirakan akan mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada 2024.
“Dan akan terus melakukannya sambil mempertahankan kepemimpinan pasarnya,” tulis Tim Ciptadana dikutip, Selasa (7/1/2025).
Lewat risetnya, Ciptadana turut menggarisbawahi kolaborasi yang lebih dalam antara GoTo Gojek Tokopedia dan Alibaba. Selain kemitraan strategis, Alibaba juga menyatakan komitmen untuk mempertahankan kepemilikan saham GOTO selama 5 tahun.
“GOTO akan memanfaatkan layanan Alibaba Cloud yang diharapkan dapat menekan biaya operasional perseroan,” jelas Ciptadana.
Lebih lanjut, Ciptadana memprediksi nilai ekonomi digital Indonesia diprediksi akan tumbuh lima kali lipat dari US$70 juta pada 2021 menjadi US$330 juta pada 2030.
Proyeksi itu sejalan dengan demografi usia muda dan penetrasi perangkat gawai. Indonesia menjadi pasar ekonomi terbesar dan memiliki pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
Untuk strategi di sektor saham teknologi, Ciptadana mengatakan memilih emiten yang menjadi pemimpin pasar di operasional bisnis dan memiliki jalur yang jelas untuk mencapai keuntungan adalah suatu keharusan di kondisi saat ini.
Dalam riset terpisah, Maybank Sekuritas memberikan pandangan positif terhadap sektor new economy. Saham GOTO menjadi top pick di sektor ini dengan target harga Rp95 per saham.
“Kami perkirakan fintech akan menjadi pendorong pertumbuhan di masa depan sejalan dengan populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta dan rendahnya tingkat utang rumah tangga—sebesar 9,9% terhadap PDB per September 2024,” tulisnya, dikutip Selasa (2/1/2025).
GOTO diestimasi mengantongi pendapatan Rp17,3 triliun pada 2025 atau tumbuh 7% dari perkiraan pada 2024. Dari jumlah tersebut, bisnis penyaluran pendanaan diperkirakan menyumbang pendapatan sebesar 29%. (M. Nurhadi Pratomo)
Rekomendasi Analis untuk Saham GOTO
Sekuritas |
Rekomendasi |
Target Harga (Rp/Saham) |
Bernstein |
market perform |
80 |
BRI Danareksa Sekuritas |
buy |
90 |
CLSA |
accumulate |
100 |
BNI Sekuritas |
buy |
100 |
CICC |
outperform |
93 |
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.