Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Analis Ungkap Penyebab Saham PGEO Anjlok 27,33% Sepanjang 2024

Saham PGEO selama 1 tahun terakhir susut 27,73% atau turun 355 poin ke level Rp925 per lembar.
Pertamina Geothermal Energy (PGEO)/www.pge.pertamina.com
Pertamina Geothermal Energy (PGEO)/www.pge.pertamina.com

Bisnis.com, JAKARTA — Sebagian analis menilai susutnya harga saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) selama 1 tahun terakhir disebabkan karena sentimen negatif pada sektor energi baru terbarukan (EBT).

Selain itu, ekspektasi pasar terhadap pertumbuhan pendapatan emiten panas bumi entitas PT Pertamina (Persero) ini juga meleset.

“Sentimen negatif terhadap sektor EBT secara global, terutama karena tingginya suku bunga yang menekan investasi di sektor ini,” kata Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer saat dihubungi, Senin (6/1/2025).

Seperti diketahui, saham PGEO selama 1 tahun terakhir susut 27,73% atau turun 355 poin ke level Rp925 per lembar. Adapun, selema tiga bulan terakhir saham PGEO merosot 19,21% setelah sempat sampai di level Rp1.185 pada 16 Oktober 2024.

Miftahul menuturkan tekanan tambahan untuk saham PGEO turut berasal dari aksi ambil untung atau profit taking dari sebagian investor. Hanya saja, kata dia, belum ada katalis positif baru untuk PGEO sampai saat ini.

Miftahul menyarankan investor untuk mencermati laporan keuangan kuartalan PGEO yang bakal muncul untuk akhir 2024. Selain itu, dia menggarisbawahi, investor mesti ikut memerhatikan kebijakan EBT pemerintah yang berpotensi memengaruhi pergerakan saham ini mendatang.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta berpendapat investor institusi untuk PGEO cenderung menantikan katalis positif saat ini.

“Karena ini bagian dari perusahaan yang bergerak di sektor EBT sifatnya cenderung jangka panjang bisnis dari PGEO,” kata Nafan.

Di sisi lain, Nafan menggarisbawahi, komitmen pemerintah untuk mengurangi batu bara dalam bauran energi nasional bakal menjadi katalis positif jangka panjang bagi PGEO.

“Ini lebih prospek ke depannya jadi diharapkan kinerjanya nanti memengaruhi kinerja pendapatan dan laba bersih,” tuturnya.

Sebelumnya, PGEO berhasil membukukan kenaikan laba bersih sepanjang kuartal III/2024 kendati penjualan periode Januari-September 2024 terpantau terkoreksi.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, PGEO membukukan pendapatan sebesar US$306,02 juta atau setara Rp4,63 triliun (Kurs Jisdor Rp15.144 per dolar AS) sepanjang kuartal III/2024.

Pendapatan tersebut turun tipis 0,71% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$308,19 juta.

Pendapatan tersebut utamanya ditopang oleh penjualan uap dan listrik kepada pihak berelasi yaitu PT Indonesia Power dari 3 sumur yaitu Kamojang, Ulubelu, dan Lahendong senilai total US$112,15 juta.

Kemudian kepada pihak PLN yang bersumber dari 5 sumur yaitu Kamojang, Ulubelu, Lahendonh, Lumut Balai, dan Karaha senilai total US$181,05 juta. Selanjutnya ada production allowances pihak ketiga sebesar US$12,81 juta.

Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan dan beban langusng PGEO justru tercatat naik 4,74% menjadi US$132,19 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$126,21 juta.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper