Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adhi Karya (ADHI) Beberkan Progres Rencana Merger BUMN Karya

Adhi Karya (ADHI) menyampaikan rencana merger antara perseroan dengan Nindya Karya dan Brantas Abipraya tengah berada dalam proses kajian konsultan.
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mematangkan rencana merger dengan Brantas Abipraya dan Nindya Karya.

Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson menuturkan saat ini rencana merger ADHI dengan dua perusahaan tersebut tengah berada dalam proses persiapan kajian konsultan.

"Targetnya harusnya tahun ini bisa merger, sambil tunggu kajian selesai semuanya, baru kami putuskan kapan bisa dilakukan. Supaya kami bisa menentukan arahnya ke mana," ucap Entus, Rabu (1/1/2025).

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta menuturkan penggabungan usaha antara ADHI, Nindya Karya, dan Brantas Abipraya akan dilakukan dalam bentuk holdingisasi. ADHI akan menjadi induk dari kedua BUMN tersebut.

Di sisi lain, Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan Erick menuturkan merger BUMN ini baru akan dibahas pada rapat pimpinan pekan depan bersama dengan wakil menteri BUMN. Erick menuturkan pihaknya akan terus mengefisiensikan BUMN yang ada.

"Saya baru akan rapatkan di Rapim minggu depan, sama wamen semua, dan progresnya nanti akan kami ajukan ke bapak presiden," ujar Erick di Jakarta, Rabu (1/1/2025).

Erick juga menjelaskan masih akan mengkaji BUMN mana yang akan lebih dulu dimerger. Menurut Erick, pihaknya masih memerlukan pendalaman dari merger tersebut.

Dia juga menuturkan ingin melakukan merger pada tahun lalu untuk beberapa perusahaan BUMN yang tidak sehat. Namun, Erick menyadari banyak proses yang harus dilakukan terlebih dahulu.

"Nanti, sesuai dengan kajiannya. Kan masing-masing, kadang-kadang satu dan lain kajiannya itu yang mungkin perlu pendalaman," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper