Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adhi Karya (ADHI) Incar Nilai Kontrak Baru Rp28 Triliun untuk 2025

Adhi Karya (ADHI) mengincar nilai kontrak baru sebesar Rp25 triliun hingga Rp28 triliun untuk tahun 2025.
Adhi Karya (ADHI) mengincar nilai kontrak baru sebesar Rp25 triliun hingga Rp28 triliun untuk tahun 2025. – JIBI/Dionisio Damara.
Adhi Karya (ADHI) mengincar nilai kontrak baru sebesar Rp25 triliun hingga Rp28 triliun untuk tahun 2025. – JIBI/Dionisio Damara.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mengincar nilai kontrak baru senilai Rp25 triliun hingga Rp28 triliun untuk tahun 2025.

Sekretaris Perusahaan ADHI Rozi Sparta mengatakan secara keseluruhan, ADHI menargetkan perolehan nilai kontrak sebesar Rp25 triliun hingga Rp28 triliun.

"Tapi belum final. Proyeksi kami Rp25 triliun hingga Rp28 triliun," kata Rozi, ditemui di Jakarta, Rabu (1/1/2025).

Menurutnya, kontrak tersebut paling besar akan berasal dari proyek-proyek Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) dan dari proyek BUMN.

"Kemudian kami ada beberapa proyek dari investasi kami sendiri, ada beberapa proyek KPBU," ucapnya.

Sementara itu, Direkur Utama ADHI Entus Asnawi Mukhson menuturkan sepanjang 2024 perolehan nilai kontrak ADHI mencapai Rp20 triliun.

"Tahun 2024 nilai perolehan kontrak Rp20 triliun, terbanyak dari konstruksi gedung," ujar Entus.

Sebelumnya, dalam keterangan resminya ADHI menyampaikan sampai September 2024 telah mengantongi kontrak baru senilai Rp14,2 triliun. Kontrak tersebut didominasi oleh proyek pengerjaan gedung.

Kontrak baru pada September 2024 tersebut didapat dari pekerjaan proyek gedung sebesar 46%, sumber daya air sebesar 30%, sisanya jalan & jembatan, properti, manufaktur, dan EPC sebesar 24%.

Berdasarkan sumber pendanaan bersumber dari pemerintah sebesar 54%, loan sebesar 9%, BUMN/BUMD sebesar 19%, dan swasta sebesar 18%.

Perolehan kontrak juga masih didominasi 90% dari lini Engineering & Konstruksi, 4% dari bisnis Property & Hospitality, 4% lini Manufaktur, dan Investasi & Konsesi sebesar 2%.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper