Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Golden Energy Mines (GEMS) Proyeksi Harga Batu Bara Stabil pada 2025

Emiten batu bara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memproyeksi harga batu bara masih akan stabil pada tahun 2025.
Emiten batu bara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memproyeksi harga batu bara masih akan stabil pada tahun 2025. Bisnis/Abdurachman
Emiten batu bara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memproyeksi harga batu bara masih akan stabil pada tahun 2025. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) memproyeksikan harga batu bara masih akan stabil pada tahun 2025.

Direktur Golden Energy Mines Suhendra menjelaskan dengan jumlah cadangan relatif melimpah, batu bara masih menjadi salah satu penopang untuk sumber energi di Indonesia, baik untuk ketenagalistrikan maupun untuk industri lainnya.

"Meskipun semakin gencar tuntutan transisi dari fosil ke energi terbarukan, permintaan batu bara, baik domestik maupun ekspor, diperkirakan masih cukup tinggi pada tahun 2025," kata Suhendra, Kamis (5/12/2024).

Dia melanjutkan kondisi harga batu bara termal akhir November dan awal Desember 2024 cenderung stabil. GEMS juga memperkirakan kecenderungan harga batu bara tidak akan berfluktuasi secara signifikan.

"Di sisi lain peluang untuk mencari pasar baru untuk eskpor tetap masih terbuka khususnya di Asia Tenggara," ujar Suhendra.

Adapun untuk tahun depan, Suhendra menuturkan GEMS akan senantiasa melakukan strategi operasional pertambangan yang unggul dan pemantauan biaya secara berkala. Hal ini agar GEMS dapat memaksimalkan kinerja perseroan.

Sebagai informasi, GEMS mencetak produksi batu bara sebesar 38,4 juta ton sampai akhir September 2024. Sementara itu, capaian penjualan batu bara GEMS sampai akhir September 2024 adalah sebesar 38,2 juta ton.

Adapun GEMS tercatat membukukan laba bersih sebesar US$397,39 juta sampai akhir September 2024. Capaian laba bersih ini meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$386,3 juta.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper