Bisnis.com, JAKARTA – Emiten peritel, PT DFI Retail Nusantara Tbk. (HERO) yang sebelumnya bernama PT Hero Supermarket Tbk. (HERO) menyiapkan sederet siasat untuk mempertahankan kinerja laba kinclong pada tahun depan.
Berdasarkan laporan keuangan, HERO telah membukukan lonjakan laba tahun berjalan hingga 846,57% sepanjang 9 bulan pertama 2024. Per September 2024, total laba yang dikantongi HERO mencapai Rp183,64 miliar, melesat dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 sebesar Rp19,41 miliar.
Pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh pelepasan lini usaha supermarket Hero yang telah terealisasi pada Juni 2024. Secara terperinci, laba usaha dari divestasi usaha selama Januari-September 2024 mencapai Rp159,60 miliar.
Sebagaimana diketahui, pada 2021, HERO memutuskan untuk menutup bidang usaha Giant yang terdiri dari toko hipermarket dan supermarket. Berakhirnya operasional Giant disusul dengan pelepasan segmen bisnis Hero Supermarket ke pihak afiliasi yakni PT Hero Ritel Nusantara (HRN) pada Juni 2024.
Berdasarkan catatan dalam laporan keuangan perusahaan, HERO juga setuju untuk menyewakan beberapa toko, pusat distribusi, dan ruang kantor kepada HRN, serta menyediakan beberapa layanan transisi termasuk akuntansi dan keuangan, pengadaan, pajak, dan layanan teknologi informasi ke HRN.
Kini, HERO pun berganti nama menjadi DFI Retail Nusantara dan akan fokus pada segmen bisnis ritel produk kecantikan serta kesehatan lewat Guardian dan produk rumah tangga lewat IKEA.
Presiden Direktur DFI Retail Nusantara Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan sampai dengan kuartal III/2024, Guardian telah berkontribusi besar secara konsolidasi. IKEA pun telah melakukan efisiensi dan penghematan.
Ke depannya, dua lini bisnis tersebut masih prospektif dalam menunjang kinerja laba.
"Kami pun masih punya aset-aset eks Giant yang kosong. Kami terus maksimalkan jika ada pembeli yang berminat," ujarnya setelah acara public expose pada Rabu (4/12/2024).
Dia mengatakan terdapat sampai 9-10 aset bekas supermarket Giant, tersebar di berbagai daerah seperti Pekanbaru, Manado, dan sekitaran Jakarta. Penjualan aset-aset tersebut menurutnya bisa mendorong keuangan perseroan.
"Kami harap bisa terus perbaiki posisi keuangan," tuturnya.
Untuk strategi pengembangan di Guardian, Direktur DFI Retail Nusantara Anna Hull mengatakan pada 2025 perseroan akan fokus dalam pemenuhan kebutuhan konsumen dari sisi pengalaman atau experience berbelanja di toko.
"Kami juga terus mendukung omnichanel, baik digital dan online. Kami bisa mendapatkan interaksi yang lebih kuat dengan pelanggan," ujarnya.
Kemudian, Guardian akan terus berekspansi. Sampai dengan November 2024, Guardian telah memiliki total 340 gerai. Guardian pun akan terus menambah jumlah gerainya di berbagai daerah di Indonesia.
Sementara di unit bisnis IKEA, Direktur DFI Retail Nusantara Adrian Geofreyy Worth mengatakan perseroan akan fokus melayani pelaku usaha bisnis Indonesia dengan prospek baik, seperti jasa interior desain.
"Kami juga perkuat operasional bisnis," tuturnya.
Kemudian, dilakukan peningkatan performa penjualan salah satunya dengan melihat jangkauan produk.
"Kami ingin melihat lebih banyak jangkauan produk yang relevan dengan masyarakat Indonesia," ujar Adrian.
Selain itu, IKEA terus menggencarkan penjualan lewat kanal di e-commerce, seperti dengan kerja samanya bersama Tokopedia.