Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah mendekati level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (3/12/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,25% atau 40 poin ke posisi Rp15.945,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau turun 0,06% ke posisi 106,37.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,39%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, dolar Singapura melemah 0,02% dan yuan China melemah 0,15%.
Sementara, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami penguatan. Dolar Taiwan menguat 0,25%, won Korea Selatan menguat 0,27%, peso Filipina menguat 0,17%, serta baht Thailand menguat 0,32%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi fluktuasi rupiah pada perdagangan hari ini. Dari luar negeri, investor tetap bias terhadap greenback sebelum isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneter AS pekan ini.
Sejumlah pejabat The Fed akan berpidato dalam beberapa hari mendatang. Pidatonya disampaikan hanya beberapa pekan sebelum pertemuan terakhir The Fed untuk tahun ini, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Baca Juga
Namun, ketidakpastian tumbuh atas prospek jangka panjang untuk suku bunga, terutama mengingat tanda-tanda inflasi yang kuat dan ketahanan di pasar tenaga kerja.
Prospek jangka panjang untuk suku bunga juga dibayangi oleh ketidakpastian atas pemerintahan AS di bawah kendali Donald Trump tahun depan. Trump secara luas diperkirakan akan memberlakukan kebijakan ekspansif dan proteksionis, yang dapat mendukung suku bunga serta inflasi.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengingatkan ketidakpastian global yang meningkat pada akhir 2024 dan berpotensi berlanjut pada 2025. Oleh karena itu, sinergi erat dari berbagai pihak harus diperkuat, untuk melakukan antisipasi dan mitigasi peningkatan ketidakpastian global yang dipicu oleh eskalasi geopolitik dan perubahan kebijakan di negara maju.
Sumber dari ketidakpastian itu tidak lain adalah eskalasi geopolitik, di mana perang masih berlangsung di beberapa negara, serta bisa berimbas pada stabilitas harga komoditas dan rantai pasok. Sementara, arah kebijakan negara maju, terutama pasca terpilihnya Trump sebagai Presiden AS juga bisa meningkatkan ketidakpastian.
Untuk mengantisipasi sekaligus memitigasi risiko, BI akan memperkuat sinergi bauran kebijakan ekonomi nasional. BI akan menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong transformasi struktural yang lebih kokoh, dengan visi besar menuju Indonesia Emas 2045.
Pada perdagangan esok hari, Rabu (4/12/2024), mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah di rentang Rp15.930 - Rp16.010.