Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.905,5 pada Selasa (3/12/2024). Rupiah dibuka melemah bersama sebagian besar mata uang lainnya di Asia.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,37% ke Rp15.905,5 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS (DXY) menguat 0,08% ke 106,52.
Beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik lainnya yang turut mengalami pelemahan di antaranya yen Jepang melemah 0,19%, dolar Singapura turun 0,20%, dolar baru Taiwan susut 0,02%.
Selain itu, Rupee India turut melemah 0,25%, Yuan Tiongkok susut 0,28% dan ringgit Malaysia turun 0,22%.
Di sisi lain, Won Korea Selatan mencatatkan penguatan nilai terhadap dolar AS sebesar 0,21%.
Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp15.890-Rp15.970 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Baca Juga
Ibrahim mengatakan sentimen datang dari Presiden Terpilih AS Donald Trump yang mengancam akan mengenakan tarif 100% pada blok BRICS, dan memperingatkan mereka agar tidak mencari alternatif selain dolar.
"Ancamannya merusak mata uang blok tersebut dan mendorong dolar naik, karena para trader mengkhawatirkan kebijakan proteksionis yang lebih ketat dari AS di bawah Trump," tulis Ibrahim, Senin (2/12/2024).
Trump mengancam tarif tambahan pada Tiongkok, Kanada, dan Meksiko, yang dapat memicu kembali perang dagang global.
Selain itu, ketidakpastian atas inflasi jangka panjang yang lebih tinggi di bawah Trump juga dapat membuat suku bunga tetap tinggi.
Dari dalam negeri, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di angka 49,2 pada Oktober 2024. Artinya, PMI tidak mengalami perubahan selama empat bulan berturut-turut.
Menurut Ibrahim, kondisi PMI yang masih stagnan ini tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang melemah. Jika dilihat, tidak hanya Indonesia yang mengalami kontraksi manufaktur tetapi negara-negara Asean juga mengalami hal yang sama.