Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bocoran Dirut BEI Ada IPO Grup Konglomerasi Semester II/2025

BEI mengonfirmasi IPO grup konglomerasi pada semester II/2025. Nama perusahaan belum diungkap, namun sektor perbankan, properti, dan energi jadi sorotan.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memberikan pemaparan saat penutupan perdagangan saham 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024)./Bisnis/Himawan L Nugraha
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memberikan pemaparan saat penutupan perdagangan saham 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024)./Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memastikan ada perusahaan dari grup konglomerasi yang bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada semester II/2025. 

Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Iman Rachman. Namun, dia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait dengan perusahaan yang dimaksud karena informasi masih bersifat private.

“Ada [IPO dari grup konglomerasi] satu atau dua perusahaan,” ujar Iman saat ditemui awak media di Gedung BEI, Jakarta, Senin (28/7/2025). 

BEI sebelumnya melaporkan terdapat lima perusahaan dalam pipeline pencatatan saham. Dari jumlah ini, empat perusahaan di antaranya masuk kualifikasi aset dengan skala besar di atas Rp250 miliar. 

Sementara itu, dalam unggahan Kiwoom Sekuritas, terdapat sederet perusahaan yang dirumorkan bersiap melantai di BEI. Beberapa nama yang mencuat berasal dari sektor perbankan, properti, energi, hingga video on demand.

Dari lini properti, ada nama PT Griya Idola milik PT Barito Pacific Tbk. (BRPT). Perusahaan ini tercatat memiliki lahan sekitar 1.200 hektare di Subang, serta proyek pengembangan kawasan hunian di Tangerang. 

Kendati demikian, Corporate Communication Group Barito Pacific Angelin Sumendap menjelaskan bahwa Griya Idola belum memiliki rencana IPO dan masih mengimplementasikan strategi pengembangan bisnis. 

Selain Griya Idola, beredar rumor pula perusahaan tambang emas di bawah naungan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) juga siap untuk go public.

“Sampai dengan saat ini untuk kedua perusahaan tersebut masih belum ada rencana untuk IPO,” kata Angelin pada pertengahan Juli 2025.  

Di sektor energi, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pertamina International Shipping (PIS) disebut memiliki potensi untuk menggelar IPO. 

Sampai dengan akhir 2024, PHE mampu membukukan laba bersih sebesar US$3,12 miliar atau meningkat 14,51% secara tahunan. Adapun, PIS mencetak laba senilai US$558,60 juta, bertumbuh 69,31% year on year (YoY). 

Pada Oktober 2024, Iman menyampaikan bahwa otoritas bursa sempat berencana memberikan relaksasi ketentuan free float kepada PHE yang dikabarkan memiliki emisi bernilai jumbo.

Namun, anak usaha PT Pertamina (Persero) itu batal melantai pada 2023 karena Kementerian BUMN menilai momentum pasar saat itu belum cukup ideal.

“Kami memberikan relaksasi buat PHE untuk [free float] lebih kecil dari 10% kalau kita tahu ­size­-nya besar. Saya rasa itu juga lagi kami lakukan dan sekarang sedang melihat berapa free float yang pas,” ucap Iman. 

Dari sektor media digital, PT Vidio Dot Com selaku anak usaha PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) disebut menjadi salah satu calon emiten potensial dengan basis pengguna yang kuat di layanan video streaming lokal.

Berdasarkan laporan Media Partners Asia (MPA) Asia Pacific Video & Broadband Industry 2024, jumlah pelanggan Vidio telah menembus angka 4 juta orang sampai dengan akhir tahun 2023.

Tak ketinggalan, perusahaan ritel dan FMCG PT Orang Tua Group juga masuk radar IPO. Produsen Tango dan Teh Gelas ini menyebutkan bahwa rencana penawaran umum perdana masih dalam tahap persiapan. 

Head of Corporate and Marketing Communication Orang Tua Group, Harianus Zebua, mengatakan persiapan itu mencakup kelengkapan dokumen, struktur keuangan, kesiapan manajemen, hingga valuasi perusahaan. 

“Rencana go public pun masih dalam tahap persiapan dengan waktu yang belum dapat kami pastikan,” ujarnya pada pertengahan Mei 2025.  

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro