Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar mata uang rupiah diperkirakan melemah pada rentang Rp15.890-Rp15.970 per dolar AS hari ini.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,37% ke Rp15.905 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,56% ke 106,33.
Mata uang Asia lainnya seperti yen Jepang turun 0,31%, won Korea Selatan melemah 0,50%, yuan China melemah 0,35%, lalu dolar Hong Kong menguat 0,01%, dan dolar Taiwan melemah 0,39%.
Lalu peso Filipina melemah 0,50%, rupee India turun 0,24%, ringgit Malaysia melemah 0,41%, dan baht Thailand melemah 0,51%.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sentimen datang dari Presiden Terpilih AS Donald Trump yang mengancam akan mengenakan tarif 100% pada blok BRICS, dan memperingatkan mereka agar tidak mencari alternatif selain dolar.
"Ancamannya merusak mata uang blok tersebut dan mendorong dolar naik, karena para trader mengkhawatirkan kebijakan proteksionis yang lebih ketat dari AS di bawah Trump," tulis Ibrahim, Senin (2/12/2024).
Baca Juga
Trump mengancam tarif tambahan pada China, Kanada, dan Meksiko, yang dapat memicu kembali perang dagang global. Selain itu, ketidakpastian atas inflasi jangka panjang yang lebih tinggi di bawah Trump juga dapat membuat suku bunga tetap tinggi.
Dari dalam negeri, Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di angka 49,2 pada Oktober 2024. Artinya, PMI tidak mengalami perubahan selama empat bulan berturut-turut.
Menurut Ibrahim, kondisi PMI yang masih stagnan ini tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang melemah. Jika dilihat, tidak hanya Indonesia yang mengalami kontraksi manufaktur tetapi negara-negara Asean juga mengalami hal yang sama.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan inflasi pada November 2024 mencapai 0,30% atau lebih tinggi dibandingkan Oktober 2024, yang sebesar 0,08%, tetapi masih lebih rendah jika di bandingkan dengan November 2023.
Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada November 2024 adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi 0,78% dan memberikan andil inflasi 0,22%. Komoditas yang mendorong inflasi pada kelompok ini adalah bawang merah dan tomat yang masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,10%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini melemah 0,25% atau 40 poin ke posisi Rp15.945,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau turun 0,06% ke posisi 106,37.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang melemah 0,39%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, dolar Singapura melemah 0,02% dan yuan China melemah 0,15%.
Berdasarkan data Bloomberg, kurs rupiah di pasar spot melemah 0,29% menjadi Rp15.952 per dolar AS pada pukul 12:21 WIB.
Sementara itu, indeks dolar terpantau menguat 0,11% menjadi 106,55.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,37% ke Rp15.905,5 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS (DXY) menguat 0,08% ke 106,52.
Beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik lainnya yang turut mengalami pelemahan di antaranya yen Jepang melemah 0,19%, dolar Singapura turun 0,20%, dolar baru Taiwan susut 0,02%.