Bisnis.com, JAKARTA — Aksi initial public offering (IPO) PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) hampir menyentuh garis finish. Setelah itu, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) segera menebar dividen jumbo yang bertepatan dengan pelaksanaan penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) AADI.
Pada hari ini, Selasa (3/12/2024), proses IPO Adaro Andalan Indonesia memasuki batas akhir periode penawaran umum. Dalam IPO, AADI melepas sebanyak-banyaknya 778,6 juta saham biasa yang seluruhnya adalah saham baru, dengan nilai nominal Rp3.125 setiap saham yang mewakili sebesar 10%.
Harga pelaksanaan IPO Adaro Andalan Indonesia dibanderol Rp5.550 per saham atau berada di posisi tengah dari rentang harga bookbuilding Rp4.590—Rp5.900 per saham. Dengan harga itu, AADI berpotensi meraih dana segar hingga Rp4,31 triliun.
Selanjutnya, AADI dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember 2024. Setelah listing, ADRO akan memulai periode PUPS saham AADI mulai 6-10 Desember 2024.
Pada 6 Desember 2024, ADRO juga membagikan dividen final tunai sebesar Rp41,77 triliun atau Rp1.358,18 per saham. Kucuran dividen itu menjadi amunisi bagi pemegang saham ADRO untuk membayar hak PUPS AADI.
Dalam skema PUPS, ADRO menetapkan bahwa setiap pemegang saham yang memiliki 4.389 saham ADRO, akan mendapatkan 1.000 hak membeli saham. Selanjutnya, porsi hak tebus AADI akan dihitung secara proporsional dengan rasio 4.389:1.000.
Adapun, harga pelaksanaan PUPS AADI dibanderol di rentang harga minimal Rp5.546 per saham dan maksimal Rp5.960 per saham.
Sebagai contoh, PT Adaro Strategic Indonesia (ASI) saat ini memiliki 14.045.425.500 saham ADRO. Dengan demikian, ASI bakal menerima dividen tunai final sebesar Rp19.076.216.005.590 (Rp19,07 triliun) dari ADRO.
Dengan jumlah saham tersebut, ASI memperoleh hak tebus saham AADI sekitar 3.200.142.515. Sesuai skema PUPS, ASI harus membayar Rp17,74 triliun hingga Rp19,07 triliun untuk menebus 3,2 miliar saham AADI.
Setelah mengeksekusi seluruh hak tebus saham AADI, ASI akan menjadi pemegang saham AADI dengan porsi 41,4%.
Contoh lain bisa disimulasikan pada kepemilikan langsung Garibaldi Thohir dalam ADRO. Boy Thohir tercatat memiliki 1.976.632.710 saham ADRO secara langsung.
Dengan demikian, Boy bakal mengantongi dividen tunai final ADRO sebesar Rp2.684.623.014.067 (Rp2,68 triliun). Adapun, jumlah hak tebus Boy terhadap saham AADI sebanyak 450.360.608.
Untuk menebus seluruh hak saham AADI sesuai skema PUPS, Boy harus merogoh kocek sekitar Rp2,49 triliun hingga Rp2,68 triliun.
Harga PUPS final akan diumumkan pada situs web Bursa Efek Indonesia dan situs web ADRO setelah penutupan perdagangan pada 5 Desember 2024. Harga PUPS menggunakan perhitungan Volume Weighted Average Price (Harga Rata-Rata Tertimbang) per saham AADI yang terbentuk setelah penutupan perdagangan di hari pencatatan saham AADI di BEI.
Setelah IPO dan PUPS, komposisi pemegang saham AADI akan terdiri atas PT Adaro Strategic Investments (ASI) sebanyak 3.200.142.835 saham (41,1%), Garibaldi Thohir 450.360.608 saham (5,78%), masyarakat pemegang saham ADRO yang terlibat PUPS sebanyak 3.357.699.117 saham (43,12%), dan masyarakat yang masuk melalui IPO Adaro Andalan Indonesia sebanyak 778.689.200 saham (10%).
Alhasil, jumlah saham AADI setelah IPO dan PUPS diperkirakan mencapai 7.786.891.760 saham dengan jumlah nominal sebesar Rp24,33 triliun. Adapun kapitalisasi pasar ditaksir mencapai Rp43,21 triliun.
Estimasi market cap AADI di bawah kapitalisasi pasar ADRO saat ini sebesar Rp84,89 triliun dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) senilai Rp51,72 triliun.