Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp15.871,5 sore ini, Kamis (28/11/2024). Penguatan terhadap dolar AS ini juga diikuti oleh sebagian kecil mata uang Asia lainnya.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang rupiah ditutup menguat 0,40% ke level Rp15.871,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat menguat 0,21% ke level 106,3 sore ini.
Mata uang Asia lainnya yang ikut menguat di antaranya dolar Taiwan sebesar 0,04%, peso Filipina menguat 0,07% dan baht Thailand naik 0,13%.
Sementara itu, mayoritas mata uang asia lainnya mencatatkan pelemahan nilai terhadap dolar AS. Misalkan, yen Jepang dan dolar Singapura masing-masing melemah 0,50% dan 0,28% per dolar AS.
Selanjutnya, won Korea Selatan turut mencatatkan pelemahan 0,42%. Selain itu, mata uang yuan China, ringgit Malaysia dan rupee India masing-masing susut 0,10%, 0,10% dan 0,05%.
Seperti diberitakan sebelumnya, investor asing makin berhati-hati terhadap pasar modal Indonesia, dengan aliran modal asing keluar berturut-turut selama 15 sesi di tengah penguatan dolar AS.
Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, aliran dana asing keluar itu sudah mencapai US$891 juta sampai November 2024.
Tren itu mendorong indeks saham acuan Indonesia terkoreksi cukup dalam, turun sekitar 9% dari rekor tertinggi pada 19 September 2024 lalu.
Seperti diketahui, dolar AS yang kembali menguat dan kenaikan imbal hasil obligasi AS telah mengganggu aset-aset di pasar negara berkembang beberapa pekan terakhir.
Sentimen itu didorong kekhawatiran pasar atas kebijakan presiden terpilih AS Donal Trump yang diproyeksikan meningkatkan inflasi AS dan memaksa Federal Reserve menahan pemotongan suku bungannya. Rupiah melemah 1% bulan ini akibat aliran modal keluar asing.
“Apa yang awalnya menjadi pendorong besar bagi kawasan ASEAN, seperi dolar AS yang lebih rendah karena suku bunga dan inflasi yang rendah menjelang pemilu AS, kini berbalik menjadi hambatan,” kata Kepala Riset Valverde Investment Partners Pte. Niklas Olausson seperti dikutup dari Bloomberg, Kamis (28/11/2024).