Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Badai Rafael di Teluk Meksiko Ancam Produksi Minyak AS

Badai Rafael diperkirakan dapat meningkat statusnya menjadi badai kategori 2 di Teluk Meksiko AS pada minggu ini.
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto
Tangki penyimpanan minyak di Midland, Texas, AS, pada hari Kamis, 3 Oktober 2024./Bloomberg-Anthony Prieto

Bisnis.com, JAKARTA - Badai tropis Rafael yang terjadi pada akhir tahun berpotensi mengurangi produksi minyak Amerika Serikat (AS) hingga sebesar 4 juta barel.

Mengutip Reuters pada Selasa (5/11/2024), Badai Rafael yang saat ini termasuk dalam kategori badai tropis diperkirakan dapat meningkat statusnya menjadi badai kategori 2 di Teluk Meksiko AS pada minggu ini. 

Badai Rafael terjadi di Laut Karibia pada Senin malam dan diperkirakan memasuki Teluk Meksiko melalui jalur yang melewati daerah penghasil minyak utama. Kecepatan angin bisa mencapai 100 mil per jam (161 kilometer per jam) pada Rabu besok, kata Pusat Badai Nasional.

Perusahaan analisis energi, Earth Science Associates, memprediksi produsen minyak AS bisa kehilangan antara 3,1 juta dan 4,9 juta barel minyak akibat badai tersebut. Proyeksi tersebut berdasarkan model yang memperkirakan kerugian volume berdasarkan intensitas dan jalur badai di masa lalu.

"Kerugian produksi gas alam bisa berkisar antara 4,56 miliar hingga 6,39 miliar kaki kubik, menurut modelnya. Bagian atas mengasumsikan kerusakan struktural yang memperpanjang penutupan," kata Tony Dupont, COO Earth Science.

Shell dan Chevron pada hari Senin mengatakan mereka memindahkan sejumlah personel ke pantai dari beberapa platform menjelang badai.

Shell mengatakan pihaknya menghentikan sementara beberapa aktivitas pengeboran, tetapi hal ini berdampak pada produksi. Chevron juga mengatakan produksi rutin minyak dan gas tidak terpengaruh.

Model Earth Science memperkirakan Rafael akan mempunyai dampak terbesar kedua dari badai tahun ini terhadap produksi lepas pantai, setelah badai Francine, yang mengakibatkan 42% produksi minyak dan 52% produksi gas alam.

Raphael, badai ke-17 dalam musim badai Atlantik, diperkirakan akan melintasi kawasan Teluk yang dipenuhi anjungan minyak dan gas. Musim ini berlangsung hingga 30 November 2024.

Ada 10 badai Atlantik yang terbentuk tahun ini sejak 24 September, sebuah rekor untuk periode tersebut, menurut ahli meteorologi Colorado State University, Phil Klotzbach.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper