Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Sentimen Pilpres dan The Fed, Kurs Dolar AS Melemah

Kurs Dolar AS melemah pada perdagangan Senin (4/11/2024) di Asia karena investor bersiap menghadapi dinamika pilpres Amerika Serikat.
Layar menampilkan debat calon presiden AS yang diselenggarakan oleh ABC antara capres dari Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden AS Kamala Harris di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 10 September 2024. / Reuters-Evelyn Hockstein
Layar menampilkan debat calon presiden AS yang diselenggarakan oleh ABC antara capres dari Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump dan calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden AS Kamala Harris di Philadelphia, Pennsylvania, AS, 10 September 2024. / Reuters-Evelyn Hockstein

Bisnis.com, JAKARTA — Kurs dolar AS tergelincir di Asia pada perdagangan Senin (4/11/2024) karena investor bersiap menghadapi minggu penting bagi perekonomian global karena Amerika Serikat memilih pemimpin baru.

Selain itu, pasar juga menanti keputusan bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) yang diprediksi akan menurunkan suku bunga lagi dengan implikasi besar terhadap imbal hasil obligasi.

Mengutip Reuters, kurs euro terhadap dolar AS naik 0,4% menjadi US$1,0876 tetapi menghadapi resistensi di sekitar US$1,0905, sementara dolar AS merosot 0,3% terhadap yen menjadi 152,45 yen. Sementara itu, nilai indeks dolar AS turun 0,3% menjadi 103,94.

Kandidat Partai Demokrat Kamala Harris dan Donald Trump dari Partai Republik tetap sama dalam jajak pendapat dan pemenangnya mungkin baru diketahui beberapa hari setelah pemungutan suara berakhir.

Para analis percaya kebijakan Trump mengenai imigrasi, pemotongan pajak dan tarif akan memberikan tekanan pada inflasi, imbal hasil obligasi dan dolar, sementara Harris dipandang sebagai kandidat penerusnya.

Para pelaku pasar mengatakan penurunan awal dolar AS mungkin terkait dengan jajak pendapat yang menunjukkan Harris secara mengejutkan unggul 3 poin di Iowa, sebagian besar berkat popularitasnya di kalangan pemilih perempuan.

Chris Weston, analis di broker Pepperstone menjelaskan, kemenangan Trump dianggap secara luas akan berdampak positif bagi dolar AS, meskipun banyak yang merasa hasil ini diabaikan.

"Kepresidenan Trump dengan kendali penuh atas Kongres bisa memberikan dampak yang paling besar, karena orang akan memperkirakan aksi jual yang kuat di Departemen Keuangan akan mengakibatkan lonjakan dolar AS yang lebih tinggi," jelas Weston.

Dia menambahkan, kemenangan Harris dan perpecahan Kongres kemungkinan akan mengakibatkan sentimen Trump trade dengan cepat dibatalkan dan diperhitungkan. Selain itu, harga emas, bitcoin, dan ekuitas AS kemungkinan akan melemah.

Ketidakpastian mengenai hasilnya adalah salah satu alasan pasar berasumsi Federal Reserve akan memilih untuk menurunkan suku bunga sebesar standar 25 basis poin pada hari Kamis, daripada mengulangi pelonggaran setengah poin yang terlalu besar.

Kontrak berjangka menyiratkan peluang 99% untuk penurunan seperempat poin menjadi 4,50%—4,75%, dan kemungkinan 83% untuk penurunan sebesar serupa di bulan Desember.

"Kami memperkirakan empat pemotongan berturut-turut lagi pada paruh pertama tahun 2024 ke tingkat terminal 3,25%—3,5%, tetapi melihat lebih banyak ketidakpastian mengenai kecepatan tahun depan dan tujuan akhirnya," kata ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius.

Hatzius menambahkan, perkiraan dasar dan probabilitas tertimbang Goldman sekarang sedikit lebih dovish dibandingkan perkiraan pasar.

Sementara itu, Bank of England juga mengadakan pertemuan pada Kamis pekan ini dan diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, sementara Riksbank diperkirakan akan melakukan pelonggaran sebesar 50 basis poin dan Norges Bank diperkirakan akan tetap menahan suku bunganya.

Reserve Bank of Australia mengadakan pertemuan pada hari Selasa dan sekali lagi diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Keputusan BoE dipersulit oleh aksi jual tajam saham-saham emas menyusul anggaran pemerintahan Partai Buruh pekan lalu, yang juga menyeret pound lebih rendah. Pada senin pagi, sterling berhasil memulihkan sebagian kerugiannya menjadi US$1,2963, jauh dari level terendah pekan lalu di US$1,2841.

Gelontoran lebih banyak stimulus juga diharapkan dari Kongres Rakyat Nasional China, yang mengadakan pertemuan dari Senin hingga Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper