Bisnis.com, LABUAN BAJO - Setelah sempat tertunda, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau Single Stock Futures (SSF) pada November 2024.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan bahwa saat ini sudah terkumpul tiga Anggota Bursa (AB) yang sudah mengantongi izin SSF. Dia pun berharap bakal ada transaksi yang dilakukan investor usai peluncuran.
"Insyaallah [antara] 11-14 November ini kami akan grand launching [SSF]. Sudah ada tiga AB dan kami harapkan juga pada saat launching sudah ada transaksi itu," tuturnya dalam Capital Market Journalist Workshop di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (31/10/2024).
SSF merupakan produk derivatif berupa kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Instrumen tersebut menggunakan underlying saham konstituen Indeks LQ45, dengan multiplier sebanyak 100 saham. Periode kontrak SSF bervariasi selama 1 hingga 3 bulan.
Sebelumnya, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI Firza Rizqi Putra mengatakan bahwa setelah menjalankan soft launching, BEI akan fokus pada pengenalan produk derivatif baru SSF pada tahun ini. Berdasarkan pipeline, terdampat empat AB yang disebut akan terlibat dalam perdangan sekaligus menjadi liquidity provider.
"Tahun depan, ketika sudah tahu risk and return, mencoba untuk target volume 850.000 kontrak sampai 1 juta kontrak," kata Firza dalam acara edukasi wartawan terkait SSF pada Kamis (22/8/2024).
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik menyampaikan bahwa otoritas Bursa berharap supaya SSF dpaat dimanfaatkan oleh investor untuk mendapatkan keuntungan optimal di pasar.
BEI lantas memberikan insentif agar transaksi kian semarak di pasar SSF. Untuk AB, BEI memberikan insentif berupa pemanfaatan sistem, termasuk online trading dan mobile trading. Tujuannya agar memberikan dorongan low cost of investment bagi anggota bursa.
Selain itu, BEI menggelontorkan insentif kepada investor yakni discount transaction fee. Melalui insentif ini Investor hanya dikenakan biaya Rp250 per kontrak atau 75% lebih murah dibanding biaya transaksi normal.
BEI mengungkapkan terdapat beberapa kelebihan ketika bertransaksi melalui SSF. Investor, misalnya, dapat mengambil posisi beli (long) atau jual (short) suatu saham sehingga dapat memperoleh potensi keuntungan saat harga saham tersebut sedang naik atau turun.