Bisnis.com, JAKARTA — PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) menyatakan sangat mendukung inisiatif program Quick Win Presiden Prabowo Subianto yang beberapa di antaranya terkait dengan kesehatan.
Head Of Public Affairs Siloam Hospitals Group Jimmy Rambing mengatakan SILO melihat program tersebut sebagai langkah strategis untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan berkualitas, khususnya di daerah yang selama ini kurang terjangkau.
"Terkait dengan program pemerintah mengenai pemeriksaan kesehatan gratis, pembangunan rumah sakit lengkap di daerah, serta penuntasan TBC [tuberkulosis], RS Siloam sangat mendukung inisiatif ini," katanya saat dihubungi, Kamis (31/10/2024).
Dia menjelaskan bahwa Siloam saat ini memiliki 7 klinik di Papua yang beroperasi menyediakan layanan kesehatan gratis untuk masyarakat di daerah tersebut.
Menurutnya dengan adanya program pemerintah ini, Siloam berencana untuk mengoptimalkan teknologi kesehatan, seperti telemedicine, untuk meningkatkan akses pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat di wilayah yang sulit dijangkau.
Selain itu, untuk mendukung penuntasan TBC, Jimmy mengatakan bahwa SILO akan berfokus pada peningkatan layanan diagnostik dan pengobatan melalui program deteksi dini serta perawatan terpadu di seluruh jaringan rumah sakitnya.
Baca Juga
"Dengan kolaborasi bersama pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, SILO berkomitmen untuk berperan aktif dalam mencapai target nasional terkait eliminasi penyakit TBC dan meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia secara menyeluruh," tambahnya.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan Bisnis.com, pemerintahan Prabowo-Gibran menggelontorkan anggaran senilai Rp121 triliun untuk program Quick Win yang rencananya akan dilaksanakan pada 2025.
Adapun, perincian program itu di antaranya senilai Rp71 triliun untuk makan bergizi gratis, Rp3,2 triliun untuk pemeriksaan kesehatan gratis, dan Rp1,8 trilun untuk pembangunan rumah sakit lengkap di daerah.
Selain itu, untuk penuntasan TBC dianggarkan senilai Rp8 triliun, renovasi sekolah Rp20 triliun, sekolah unggulan terintegrasi senilai Rp2 triliun dan lumbung pangan nasional daerah dan desa senilai Rp15 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.