Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Turun ke 7.634,63, Saham Prajogo Pangestu hingga Bank Jumbo Merah

IHSG ditutup melemah ke level 7.634,63 pada perdagangan hari ini, Senin (28/10/2024), tertekan pelemahan saham Prajogo Pangestu hingga saham bank jumbo.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah ke level 7.634,63 pada perdagangan hari ini, Senin (28/10/2024). Kinerja saham milik konglomerat Prajogo Pangestu serta deretan saham bank jumbo anjlok pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan data RTI Business, IHSG membukukan pelemahan sebesar 0,78% atau 60,02 poin ke level 7.634,63. IHSG dibuka di level 7.694,66 pada perdagangan hari ini.

IHSG berada di level terendah pada perdagangan ini 7.599,62 dan mencatatkan level tertinggi sepanjang perdagangan hari ini di 7.714,73.

IHSG ditutup dengan nilai transaksi mencapai Rp9,39 triliun, dengan volume saham mencapai 20,51 miliar lembar saham. Adapun, transaksi ditutup dengan frekuensi 1,28 juta kali.

Pada perdagangan hari ini, deretan saham bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV berkinerja jeblok. Harga saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) misalnya turun 3,19%.

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penurunan harga saham 1,4%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,65%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) turun 0,21%.

Selain itu, deretan saham milik Prajogo Pangestu kompak mencatatkan kinerja jeblok. Harga saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) misalnya ambrol 6,53%.

Lalu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turun 0,99%, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) anjlok 5,25%. Senasib, saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) tergerus 1,1%.

Pada perdagangan hari ini, terdapat pula deretan emiten yang mencatatkan kinerja paling jeblok atau top losers, seperti PT Topindo Solusi Komunika Tbk. (TOSK) yang turun 9,02%.

Kemudian, harga saham PT Green Power Group Tbk. (LABA) turun 8,85% dan PT Bank Permata Tbk. (BNLI) turun 6,61%.

Di sisi lain, terdapat deretan emiten yang masih mencatatkan kinerja saham moncer atau top gainers seperti PT Total Bangun Persada Tbk. (TOTL) yang naik 17,73%. Kemudian, harga saham naik PT Natura City Developments Tbk. (CITY) naik 17,5% dan PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk. (JMAS) naik 11,61%.

Sebelumnya, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas David Kurniawan mengatakan terdapat tiga sentimen yang mempengaruhi pasar saham pada pekan ini. Ketiga sentimen itu antara lain potensi berakhirnya tren reli pasar saham Amerika Serikat, update indikator makroekonomi global, serta kebijakan energi pembangunan dalam negeri awal pemerintahan Prabowo-Gibran.

Terkait dengan Wall Street, David menjelaskan S&P 500 ditutup datar pada Jumat pekan lalu, Dow Jones turun 259 poin, sedangkan Nasdaq 100 naik 0,5% karena penurunan saham perbankan menutupi kenaikan saham teknologi.

"Sektor keuangan khususnya, terpengaruh oleh kekhawatiran seputar New York Community Bancorp yang sahamnya anjlok -8,2% menyusul arahan yang mengecewakan. Bank of America dan Wells Fargo masing-masing turun -1,7% dan -1,3%, sedangkan Morgan Stanley dan Goldman Sachs turun -2%," papar David.

Terkait sentimen global macro update, imbuhnya, pekan ini akan menjadi pekan yang sangat sibuk di Amerika Serikat, karena investor fokus pada estimasi awal pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal III/2024, non-farm payrolls, tingkat pengangguran dan lowongan pekerjaan JOLTS.

Dari dalam negeri, euforia dalam negeri juga belum sepenuhnya selesai dengan dilantiknya Presiden ke-8 Indonesia. Terlebih, Prabowo Subianto menyoroti pentingnya swasembada pangan dan energi di tengah situasi global yang tidak menentu.

Selain itu, Prabowo turut menginstruksikan kementerian terkait untuk segera merumuskan program penghiliran 26 komoditas dan melanjutkan pembangunan dan program makan bergizi.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper