Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Imbas Ketegangan Timur Tengah & Pemilu AS

Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Jumat setelah pulih dari aksi ambil untung karena ketegangan Timur Tengah dan kekhawatiran pemilu AS
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago
Emas batangan di stan Advantage Gold di National Harbor, Maryland, Amerika Serikat. Bloomberg/Al Drago

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas naik tipis pada akhir perdagangan Jumat setelah pulih dari aksi ambil untung karena ketegangan Timur Tengah dan kekhawatiran pemilu Amerika Serikat (AS). 

Mengutip Reuters, Sabtu (26/10/2024), harga emas spot terpantau naik 0,2% menjadi US$2.741,50 per ounce setelah harganya sempat mencapai rekor US$2.758,37 pada Rabu dan mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup 0,2% lebih tinggi pada US$2.754,60.

Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures mengatakan bahwa fakta bahwa akan adanya serangan Israel ke Iran dapat memicu beberapa pembelian aset safe haven menjelang akhir pekan. 

Sementara pada serangan di Gaza, setidaknya sembilan warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Al-Shati. 

Emas yang tidak memberikan imbal hasil telah meningkat lebih dari 32% sepanjang tahun ini karena permintaan aset safe haven yang berasal dari ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah telah mendorong harga, bersama dengan pemotongan basis poin setengah oleh Federal Reserve.

Ketidakpastian seputar pemilihan presiden di AS juga mendorong permintaan emas batangan karena jajak pendapat menunjukkan persaingan menuju Gedung Putih tetap ketat.

Emas telah menguat meskipun dolar AS juga menguat, yang bersiap untuk kenaikan mingguan keempatnya karena meningkatnya peluang kemenangan Donald Trump.

Di samping harga emas yang naik, harga logam lainnya seperti paladium spot mencapai level tertinggi dalam 10 bulan untuk hari kedua berturut-turut, di tengah kekhawatiran tentang ekspor dari Rusia. Harga terakhir naik 3,2% pada US$1.194,36 per ons.

Palladium sudah sempat naik 9% pada Kamis menyusul berita bahwa AS meminta tujuh sekutunya untuk mempertimbangkan cara tambahan untuk membatasi pendapatan Rusia bagi sektor logam dengan menjajaki pembatasan pada paladium dan titanium.

Sementara iut, harga perak spot turun 0,3% menjadi US$33,61 per ounce setelah mencapai level tertinggi dalam 12 tahun di US$34,87 awal minggu ini. Platinum turun 0,2% menjadi US$1.024,20.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper